Basri Tertangkap, Kekuatan Kelompok Poso Turun Drastis

Jakarta, CNN Indonesia -- Belasan anggota Mujahidin Indonesia Timur diperkirakan masih ada di hutan-hutan Poso, Sulawesi Tengah, setelah tangan kanan Santoso, Basri alias Bagong, tertangkap. Meski jumlah mereka masih cukup banyak, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan kondisi mereka sudah sangat lemah.

Melemahnya kekuatan para anak buah Santoso, kata Tito, karena Basri yang berhasil ditangkap adalah orang nomor dua di tubuh kelompok bersenjata itu setelah Santoso.

Pilihan Redaksi Pemerintah Tawarkan Ampunan untuk Sisa Kelompok Santoso Operasi Satgas Tinombala Diperpanjang hingga Oktober Satu Terduga Teroris Asal Bima Tewas pada Baku Tembak di Poso Satgas Tinombala Juga Tangkap Istri Teroris Poso Basri

Setelah Basri tertangkap, tampuk kepemimpinan kelompok Santoso kini diperkirakan ada di tangan Ali Kalora. Namun Ali dinilai tak selihai Santoso atau Basri dalam memimpin kelompok itu.

Tito mengatakan, Polri dibantu TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Tinombala, akan terus mengejar sisa-sisa anak buah Santoso sampai tertangkap semua.

Untuk mempermudah kerja petugas, Tito mengimbau pengikut Santoso untuk menyerah meski ia mengakui hal tersebut sulit dilakukan.

"Mereka tidak mau menyerahkan diri karena ideologi mereka itu haram menyerahkan diri kepada musuh. Kami ini kan musuh (mereka). Jadi silakan turun gunung demi kemaslahatan umat yang ada di Poso," kata Tito usai memimpin rapat persiapan Sidang Umum Interpol ke-85 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (15/9) seperti diberitakan Antara.

Santoso alias Abu Wardah tewas ditembak mati beberapa waktu lalu setelah sekian lama buron. Sementara Basri yang sempat lolos dalam penyergapan yang menewaskan Santoso, baru terteangkap kemarin. Turut ditangkap juga istri Basri.

Satu orang anggota lain dari kelompok Santoso, Andika, tewas setelah terjatuh di tebing sungai saat hendak kabur. Sedangkan satu lainnya bernama Sabron berhasil lolos. (sur/agk)