Ternate, CNN Indonesia --
Kepala Polda Maluku Utara Brigadir Jenderal Polisi Tugas Dwi Apriyanto mengatakan, ada dua orang yang terindikasi sebagai simpatisan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tinggal di Maluku Utara.
Informasi itu, menurut Tugas, didapatkan pihaknya setelah melakukan pantauan lewat media sosial. Kedua orang tersebut terpantau membuka sejumlah artikel yang pernah dipublikasi oleh anggota ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim.
“Ada dua orang laki-laki yang sudah kami deteksi. Masih kami pantau dan dekati secara intens. Dia buka-buka itu saja, artikel Bahrun Naim,” ucap Tugas di Markas Polda Maluku Utara, Ternate, Kamis (15/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pihak kepolisian belum bisa mengambil tindakan lantaran kedua sosok itu tak menunjukkan gerakan yang mengarah ke aksi radikal atau pun merencanakan serangan teror.
Saat diminta lebih detail untuk menerangkan kedua sosok terindikasi simpatisan ISIS ini, mantan Kepala Bidang Penanganan Teroris Internasional Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) itu menolak. Tugas mengatakan, informasi tersebut merupakan bahan pihaknya untuk melakukan pemantauan lebih jauh.
“Saya tidak bisa ceritakan detailnya, masih kami amati. Dan itu mungkin belum begitu parah. Sampai sekarang kami amati masih wajar lah dari sisi kehidupan keseharian. Cara dia berperilaku, beribadah, mencari nafkah,” katanya.
Di tempat terpisah, Komandan Korem 152 Babula Kolonel Infanteri Sachono menyatakan, ada satu orang yang terindikasi menjadi simpatisan ISIS di Maluku Utara. Saat ini, pihaknya sedang bekerja sama dengan kepolisian dan sejumlah pihak terkait untuk meredam paham radikal simpatisan itu agar tak menyebar ke masyarakat lain.
“Ada satu terindikasi yang cukup kuat berada di Halmahera Utara. Ini sekarang masih dalam pendekatan,” kata Sachono usai mengikuti Apel Besar Tiga Pilar di Lapangan Ngara Lamo Soasio, Ternate, Jumat (16/12).
Senada dengan Tugas, ia menyampaikan, dugaan sosok ini menjadi simpatisan ISIS muncul lantaran yang bersangkutan membaca sejumlah artikel terkait cara merekrut dan menciptakan opini masyarakat tentang jihad dan mendirikan negara berbasis agama. Orang yang diduga simpatisan ISIS itu juga membaca artikel yang menerangkan cara mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk bergabung dengan ISIS.
Selain itu, Sachono menyatakan, pihaknya tengah berupaya untuk mendapatkan data-data mantan narapidana kasus terorisme. Langkah ini ditempuh lantaran TNI mendapatkan informasi terkait rencana sejumlah mantan narapidana terorisme memasuki wilayah Maluku Utara, melalui media sosial.
Berdasarkan informasi itu, TNI akan memonitor pergerakan dan mencegahnya masuk ke wilayah Maluku Utara. “Kami masih koordinasi dengan pihak kehakiman terkait info dan data eks-teroris. Sampai sekarang informasi masuk Maluku Utara belum ada. Tapi kita sinyalir ada gerakan-gerakan yang dilakukan melalui media sosial,” katanya.
Lebih dari itu, Sachono mengatakan bahwa Kepulauan Sulu, Filipina merupakan salah satu kawasan yang dipantau oleh pihaknya. Sebab, kawasan itu disebut akan menjadi markas kelompok ISIS untuk kawasan Asia Tenggara.
Ia mensinyalir, Kepulauan Sulu akan menjadi titik kumpul bagi oknum yang ingin menyebarkan paham radikal sebelum masuk ke wilayah Maluku Utara melalui Morotai.
“Titik pangkalnya di Kepulauan Sulu kemudian ke Morotai. Itu terindikasi menjadi pusat kegiatan kelompok ISIS di ASEAN. Itu info yang kami terima dari sharing informasi intelijen,” ujarnya.
(rel/yul)