Jakarta, CNN Indonesia -- Mabes Polri memberikan klarifikasi mengenai temuan secarik kertas yang disebut berisi pernyataan kesediaan para terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat menjadi 'pengantin' atau siap menjadi pelaku bom bunuh diri.
Surat tersebut diketahui ditemukan sebagai salah satu barang bukti pada penggerebekan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri, kemarin.
"Bukan ya, ini surat pernyataan saja bahwa Abu Fais cs sebagai pemimpin. Abu Fais ini seperti intruksi pada kelompoknya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/12).
Rikwanto menjelaskan, surat tersebut isinya lebih kepada seruan untuk menentang aparat kepolisian dan serangan di malam pergantian tahun 2017, bukan menyatakan siap sebagai pengantin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan, menyebut dalam penggerebekan pihaknya turut menyita beberapa barang bukti, di antaranya adalah surat 'pengantin'.
"Ada beberapa barang bukti yang kami peroleh. Ada golok dan surat terkait 'amaliah' bersedia untuk menjadi 'pengantin'," kata Anton.
Adapun petikan dalam surat tersebut yang ditulis dalam selembar kertas bertuliskan tangan:
“Wahai kalian bala tentara Thogut sesungguhnya hari ini dan seterusnya akan menjadi hari-hari yang dipenuhi ketakutan dan hari yang kelam bagi kalian. Kami akan mendatangi kalian di mana saja kalian berada, kami akan mengintai pos-pos kalian, rumah-rumah kalian, baik itu di tempat keramaian atau sepi, siang atau malam. Kami akan jadikan sisa-sisa umur kalian di ujung pisau-pisau kami jikalau engkau tidak bertaubat dari kekafiran dan kedzaliman kalian dari pada kaum Muslimin.”Surat yang dibuat itu mengatasnamakan Junud Khilafah Islamiyah Nusantara.
Tak Ada Bom dari Terduga Teroris JatiluhurRikwanto melanjutkan, dalam penggeledahan tersebut polisi tidak menemukan adanya bahan peledak, atau bom. Selain surat tersebut, petugas hanya menemukan beberapa senjata tajam, buku agama, sepatu, dompet dan telepon genggam beserta simcard operator seluler.
Selain menggeledah rumah apung Jatiluhur, kata Rikwanto, petugas juga menggeledah rumah indekos para terduga teroris sebelumnya di kawasan Bandung, Jawa Barat.
Hasilnya, ada beberapa peralatan seperti paku berbagai ukuran dengan alat pengukur berat.
"Setelah dilakukan penggeledahan kontrakan di Bandung, kami temukan banyak peralatan seperti paku berbagai macam ukuran, kemudian timbangan dan memang tidak ada bahan-bahan bom," ujar dia.
Namun, polisi mencurigai ada indikasi para terduga teroris tengah berniat membuat bom untuk diledakan. Menurutnya, hal itu disinyalir atas penemuan timbangan saat penggeledahan.
"Hanya saja timbangan itu mengindikasikan akan ada yang ditimbang. Hanya mungkin belum datang saja bahan-bahannya terhadap mereka. Bisa jadi akan ada kiriman, dan kapan itu akan kami dalami lagi," kata dia.
Densus 88 meringkus empat terduga teroris di wilayah Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kemarin.
Penggerebekan berawal dari penangkapan dua terduga teroris bernama Rizal dan Irfan di Kampung Ubrug, Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, sekitar pukul 09.00 WIB, kemarin.
Dari keterangan keduanya, polisi kemudian bergerak menuju keramba di Waduk Jatiluhur sekira pukul 12.00 WIB. Dalam penggerebekan di Waduk Jatiluhur, dua terduga teroris, Abu Sofi dan Abu Fais melakukan perlawanan sehingga ditembak mati oleh petugas.
Saat ini Rizal dan Irfan sudah diamankan oleh petugas ke Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok untuk menjalani pemeriksaan. Sementara Abu Sofi dan Abu Fais yang tewas dalam penyergapan sudah diantar ke RS Polri, Kramat Jati demi keperluan autopsi.
(gil)