Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menginginkan stigma bahwa kaum Tionghoa hanya fokus di bidang ekonomi dan bisnis hilang dari kehidupan di Indonesia.
Menurut Wiranto, tak adanya pembatasan soal fokus pekerjaan seharusnya membuat kaum Tionghoa tak perlu takut untuk mencoba pekerjaan lain.
Hal itu disampaikan Wiranto saat menghadiri forum kebangsaan menyambut perayaan Hari Raya Imlek yang jatuh pada Sabtu (28/1) mendatang.
"Tak ada UU yang membatasi kegiatan mereka di setiap bidang kehidupan, maka kami minta kesadaran minoritas Tionghoa untuk tak terjebak dalam masalah dagang seperti sekarang," kata Wiranto saat ditemui di Plaza Sinarmas, Kamis (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto menyatakan sudah seharusnya di zaman seperti sekarang istilah minoritas dan mayoritas dihilangkan. Kaum yang merasa minoritas, dalam hal ini kaitannya adalah kaum Tionghoa, seharusnya mulai berbaur dengan lingkungan sekitarnya.
Dan di sisi lain, kaum mayoritas pun seharusnya menerima usaha pembauran tersebut dengan tangan terbuka. Jika sistem itu bisa berjalan maka dengan sendirinya istilah minoritas dan mayoritas akan hilang dengan sendirinya.
Sebagai contoh, Wiranto menyebutkan kaum Tionghoa bisa saja mencoba peruntungan di dunia kepolisian atau militer karena saat ini rasio mereka yang masuk ke dunia itu masih sangat minim padahal tak ada pelarangan untuk itu.
"Ada kebebasan untuk masuk ke kepolisian, militer, atau profesi lain seperti guru. Itu sebenarnya sudah ada tapi rasionya masih kecil," ujarnya.
Wiranto kembali mengimbau kepada kaum Tionghoa berusia muda untuk bisa masuk ke kehidupan lain dan tak melulu mengurusi soal dagang atau bisnis lainnya, dan itu harus dilakukan sesegera mungkin.
Harapannya, kata dia, jika itu dilakukan secepat mungkin maka diyakini bahwa pembauran di Indonesia bisa lebih sempurna lagi.
(obs)