Jakarta, CNN Indonesia -- Aleta Baun (54) atau yang akrab disapa Mama Aleta, pejuang lingkungan dari Mollo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima penghargaan Yap Thiam Hien Award (YTHA) 2016. Penyerahan penghargaan ini dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (25/1) malam.
YTHA merupakan penghargaan yang diberikan kepada siapa pun, baik individu, kelompok atau lembaga yang gigih dan tanpa pamrih konsisten dalam membela, memperjuangkan, dan mempromosikan hak asasi manusia di Indonesia.
Mama Aleta menerima penghargaan atas perjuangannya yang tidak pernah takut dan sangat damai dalam menolak kegiatan pertambangan di Nusa Tenggara Timur. Ia telah melakukan itu secara konsisten sejak 17 tahun lalu.
Aksi damai Mama Aleta akhirnya membuahkan hasil. Ditandai dengan hengkangnya dua perusahaan tambang dari Gunung Mutis, di tanah Mollo, NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Siti mengatakan, apa yang diperjuangkan oleh Mama Aleta sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menegakkan hak warga atas lingkungan hidup yang sehat.
“Hak akan lingkungan hidup yang sehat atau
the right to a healthy environment menjadi komitmen Indonesia. Karena itu pula, pemerintah saat ini mengakui keberadaan masyarakat adat dan hak mereka atas hutan adat,” kata Siti dalam rilis yang diterima
CNNIndonesia.com.
Menteri Siti berharap usaha Mama Aleta dapat menjadi contoh bagi rakyat Indonesia. ''Terima kasih Mama Aleta. Terima kasih
champion HAM,
champion Lingkungan,
champion Indonesia.''
Penganugerahan YTH Award 2016 ini juga dihadiri Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih, Kepala KSP Teten Masduki, Todung Mulya Lubis dan wakil dari Mabes Polri.
Bagi Mama Aleta, ini bukan penghargaan pertama yang ia terima. Sebelumnya, 2013 lalu, Mama Aleta juga pernah menerima penghargaan Goldman Environmental Prize.
(wis)