Polisi Olah TKP Kasus Tewasnya Anak SD di Sukabumi

CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2017 13:52 WIB
Siswa kelas II SDN Longkewang, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat tewas di sekolah, diduga karena dilempar minuman kemasan oleh temannya.
ilustrasi (mkaragoz/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi masih menyelidiki kasus kematian SR (8), siswa kelas 2 SDN Longkewang, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (8/8).

Kanit Reskrim Polsek Cibadak Inspektur Satu Madun mengatakan, polisi sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Olah TKP di lapang SDN Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan yang kami lakukan ini untuk memperjelas dan mempertajam penyebab kematian SR dan mencari barang bukti lainnya," kata Madun seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Madun, polisi tidak menemukan barang bukti lain yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Namun, polisi mendapat informasi dari rekan korban, bahwa saat kejadian SR tidak sengaja dilempar dengan kemasan minuman energi yang sudah beku oleh terduga pelaku DR.

Diduga kaget, SR terjatuh dan mengalami luka kecil di bagian pelipis. SR kemudian, tidak sadarkan diri dan langsung dibawa guru ke unit kesehatan sekolah (UKS).
SR tak juga sadar. Guru SD Longkewang kemudian membawa SR ke Puskesmas Cicantayan tapi nyawanya sudah tidak tertolong.

Madun mengatakan, polisi telah memeriksa dua orang saksi yakni wali kelas dan pelapor dari keluarga korban.

"Kami masih mengembangkan kasus ini dan pemeriksaan pun masih dilakukan secara berkala agar tidak muncul isu atau informasi yang simpang siur di masyarakat sehingga tidak menyebabkan polemik," kata dia.

Dikatakan Madun, polisi sudah melakukan otopsi kepada jenazah korban. Hasil otopsi menunjukkan tidak ditemukan adanya bekas luka lebam akibat penganiayaan, hanya ada luka kecil di pelipis korban.

Usut Tuntas

Keluarga SR meminta polisi agar mengusut tuntas kasus kematian warga kecamatan Cicantayan itu.

"Kasus ini harus diungkap dan tidak ada tebang pilih dalam proses hukumnya karena menyangkut nyawa adik saya," kata kakak korban Abdul Rohim.
Menurutnya, terduga pelaku yang berkelahi dengan almarhum adiknya harus tetap diproses secara hukum untuk dibina.

Ia menyesalkan kasus ini terjadi di lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi adiknya yang tengah menimba ilmu tersebut.

"Keluarga terduga pelaku harus bertanggung jawab, karena akibat kejadian Selasa, (8/8) adik saya meninggal dunia secara tidak wajar," tambahnya.

Rohim membantah adiknya punya riwayat penyakit seperti apa yang disebutkan sekolah, polisi, dan Dinas Pendidikan.

Selama ini adiknya tersebut sehat bahkan sehari sebelum meninggal sempat bermain layangan seperti biasa tanpa ada tanda-tanda sakit.

Kata Rohman, berdasarkan informasi nenek korban, SR kerap mendapatkan perlakuan kasar dari DR.

Bahkan, ibunda SR pernah mendatangi rumah DR untuk mengadukan kelakuan DR yang kerap mem-bully SR.

"Kami terbuka untuk keluarga terduga pelaku untuk menyelesaikan kasus ini. Tapi keluarga juga sepakat kasus ini tetap berlanjut di kepolisian," katanya.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER