Jakarta, CNN Indonesia -- Pembentukan karakter remaja ternyata bisa terjadi juga melalui keikutsertaan remaja ke dalam kelompok paduan suara. Di paduan suara mereka belajar berpadu dengan yang lain, berdisiplin, menghargai diri sendiri, dan belajar jadi pemimpin.
"Saya rasa, paduan suara tidak semata soal belajar musik tapi gerbang untuk melewati masa-masa remaja dengan baik, dan memiliki skill lebih luas dalam keseluruhan hidup mereka," tutur Paul Smith, juri PENABUR International Choir Festival (PICF) 2017 yang digelar oleh BPK PENABUR Jakarta.
PICF 2017 adalah perhelatan ketiga yang digelar oleh BPK PENABUR dan memberikan porsi cukup besar untuk kelompok remaja dan pemuda. Ada kategori SMA, SMP, dan Mix Youth, yang diperlombakan di kompetisi yang berlangsung pada 5-9 September 2017.
Paul Smith, juri asal Inggris ini, mengatakan remaja biasanya dikelilingi banyak tekanan. Mulai dari masalah akademik, masalah pribadi, masalah dalam memahami orang lain, orangtua, dan sebagainya.
"Umumnya remaja datang ke paduan suara karena menganggap paduan suara sebagai tempat yang aman dan melepaskan diri dari berbagai stres," kata Paul Smith.
Smith adalah CEO dari VCM Foundation yang berbasis di The Gresham Centre London. Dia sangat perhatian pada pengaruh musik dalam membentuk generasi muda yang cakap dalam berbagai hal.
Dia menyarankan, pemimpin, guru, atau pengajar paduan suara melihat remaja dengan keunikan mereka masing-masing dan sebagai manusia seutuhnya.
Penting bagi pengajar, guru, atau pelatih paduan suara untuk menciptakan lingkungan yang aman, menyenangkan, dan kreatif. "Tidak hanya sekadar meminta remaja melakukan hal yang benar, tapi mendorong remaja menemukan sisi terbaiknya, itu pendekatan kristis yang kita harus punya," tutur dia.
Musik dan paduan suara, kata dia, adalah cara untuk mengekspresikan diri, membangun dan memperluas pertemanan mereka, dan ajang untuk penerimaan diri sendiri. "Bagaimana mengelola transisi dalam hidup mereka, dan kemudian ada tuntutan untuk bernyanyi dengan baik, itu sangat penting," ucapnya.
Hal itu dibenarkan oleh Kelvin Leo dari Cantabile Choir SMAK 6 PENABUR, yang menjadi salah satu kontestan di PICF 2017. Siswa kelas XII ini mengakui rasa percaya dirinya meningkat sejak masuk paduan suara. "Awalnya saya tidak menyangka bisa masuk paduan suara," tutur Kelvin.
Tapi menjadi anggota paduan suara bukanlah hal yang mudah. Sebagai pelajar, terkadang persiapan dan latihan butuh pengorbanan, termasuk pengorbanan waktu yang seharusnya dipakai untuk belajar di kelas. Di situlah Kelvin belajar mengatur dan menghargai waktu sebaik mungkin.
Selain, bahwa mereka harus disiplin berlatih dan bekerjasama. Tak hanya bekerjasama menciptakan harmonisasi, tapi juga untuk hal-hal di luar urusan bernyanyi. Misalnya, jika ada yang ketinggalan pelajaran, maka anggota paduan suara yang lain akan membantunya.
Unsur pembentukan karakter inilah yang menjadi salah satu alasan BPK PENABUR Jakarta menggelar kompetisi yang ketiga kalinya ini. Ketua Umum yayasan BPK PENABUR Robert Robianto mengatakan belajar bernyanyi bersama itu tidak gampang. Ada disiplin dan kerjasama.
"Itulah pembentukan karakter," tutur dia. "Pembentukan karakter itu penting, amat sangat penting dan kami akan investasi di situ."
Kompetisi PENABUR International Choir Festival (PICF) 2017 berlangsung sampai 9 September 2017 dengan mengetengahkan 131 paduan suara dari berbagai kategori. Ada pula konser menarik, yaitu Special Concert yang menampilkan paduan suara dari tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia, yang akan digelar pada hari ini dan bisa disaksikan secara gratis.
Selain konser spesial, hari ini ada kompetisi di kategori Folklore dan Musica Sacra. Keesokan harinya adalah kompetisi di kategori Kindergarten, Junior High School, dan Primary School.
PICF 2017 yang digelar pararel di PENABUR International Kelapa Gading dan GKI Kayu Putih itu akan ditutup dengan acara pengumuman pemenang pada semua kategori, pertemuan antara peserta dan para juri, Grand Prix Performance, dan akhirnya adalah acara penutupan, pada Sabtu (9/9) malam.