Jakarta, CNN Indonesia -- Spanduk penolakan pada warga Amerika Serikat terpasang di kawasan Kemang, Jakarta Selatan dan jembatan penyeberangan orang Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Spanduk yang baru terpasang hari ini itu diduga terkait dengan penolakan AS pada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Berdasarkan hasil pantauan CNNIndonesia.com spanduk itu terpampang besar di samping pertigaan yang mengarah ke Jalan Antasari.
Tulisan dalam spanduk putih itu adalah "Pulangkan warga Amerika dari Indonesia!!!".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengendara kendaraan baik roda dua dan roda empat pun turut memperhatikan tulisan di spanduk tersebut saat sedang menunggu lampu merah. Namun seolah tidak peduli, mereka pun hanya membaca sekilas dan melanjutkan perjalanan saat lampu lalu lintas sudah menjadi warna hijau.
Salah seorang pengendara ojek Jajang Nurjaman, yang sedang duduk di pinggir jalan tampak memperhatikan spanduk tersebut. Dia justru bertanya-tanya apa maksud dari spanduk itu.
"Saya baru lihat, ada apa sih kok ada spanduk begitu," ujarnya.
Sementara itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Selatan Ujang Hermawan mengatakan, spanduk tersebut baru terpasang hari ini karena kemarin belum terlihat atau ada laporan.
"Spanduk itu masih baru karena sebelumnya tidak ada. Nanti kami akan lihat," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (23/10).
Lantaran takut menuai kericuhan dengan adanya spanduk itu, Ujang memerintahkan agar spanduk tersebut dilepas. Ia juga sudah melaporkan keberadaan spanduk itu ke Polsek Mampang.
"Iya nanti kami akan melepas spanduk itu dan melaporkan ke Polsek Mampang karena itu masuk ke kawasan Mampang untuk diselidiki siapa yang memasang dan tujuannya," tuturnya.
Spanduk serupa juga terpasang di JPU Dukuh Atas. Ujang mengatakan, keberadaan spanduk itu atas laporan warga. Sejauh ini baru diketahui spanduk itu terpasang di dua lokasi. Namun saat ini petugas tengah menyisir wilayah DKI Jakarta untuk memastikan tak ada spanduk sejenis.
 Spanduk terpasang di jembatan penyeberangan orang di kawasan Dukuh Atas. (Dok. Istimewa) |
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditolak masuk ke Amerika Serikat pada Sabtu (21/10). Gatot bersama istrinya dijadwalkan pergi ke AS demi memenuhi undangan dari Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F Durford, Jr. untuk menghadiri acara konferensi bernama Chiefs of Defence conference on country violent Extremist organizations ( VEOs) di Washington pada 23-24 Oktober mendatang.
Kabar penolakan ini disampaikan pihak Emirates, maskapai penerbangan yang sedianya akan membawa Gatot bersama istrinya ke negeri Paman Sam.
Gatot seharusnya menumpang pesawat Emirates EK 0357 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng sekitar pukul 17.00 WIB. Sejumlah administrasi dan kelengkapan visa pun dilaporkan telah dipenuhi Gatot bersama sejumlah delegasi Indonesia lainnya.
Namun, beberapa saat sebelum keberangkatan, Badan perlindungan perbatasan dan bea cukai AS mengeluarkan pemberitahuan bahwa Gatot dan istrinya tidak diperkenankan memasuki wilayah AS.
Pemerintah AS melalui kedutaan besarnya di Jakarta sudah meminta maaf. Hari ini Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
McKee memastikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah bisa masuk ke wilayah Negeri Paman Sam.
“Kami telah menyelesaikan masalah ini. Jenderal Gatot sudah bisa pergi ke AS. Tidak ada larangan baginya untuk pergi. AS menyambut baik kedatangan Jenderal Gatot,” kata McKee usai bertemu Retno.
 Spanduk bertuliskan "Pulangkan Warga Amerika dari Indonesia" terbentang di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Ia pun mengungkapkan penyesalan atas insiden perjalanan Gatot ke Washington DC yang harus dibatalkan menyusul larangan masuk dari Badan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS pada Sabtu lalu.
“Kedubes tengah bekerja keras untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden ini. Kami sangat menyesalkan ketidaknyamanan yang muncul akibat insiden ini. Saya sudah minta maaf kepada Menlu Retno pagi ini,” kata McKee.