Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI AL Laksama TNI Ade Supandi berharap Korps Marinir mampu meningkatkan kemampuan tempur marinir untuk menghadapi perkembangan lingkungan yang strategis dan dinamis.
Pernyataan itu disampaikan Ade di upacara peringatan HUT ke-72 Kops Marinir di Bhumi Marinir Cilandak, Rabu (15/11).
Menurut Ade, Korps Marinir perlu meningkatkan kekuatan, baik dari segi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan segi organisasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di bidang alutsista melanjutkan pengadaan 27 unit tank amfibi, 22 unit ranpur angkut personel, serta beberapa unit ranratfib, rantis, dan beberapa ranratfib pengangkut atileri," kata Ade.
Selain itu, lanjutnya juga diikuti dengan penghapusan beberapa alutsista yang sudah berusia tua. Salah satunya adalah tank amfibi PT-76.
"PT-76 andalan kita dari mulai zaman perang kemerdekaan itu usianya sudah di atas 70 tahun, sama dengan usianya marinir," ucap Ade.
 Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
Pengadaan alutsista dan penghapusan alutsista lama, kata Ade, sesuai dengan program pembangunan kekuatan korps marinir yang mengacu pada program pembangunan TNI AL untuk mencapai minimum essential forces (MEF).
Sementara dari segi organisasi, Ade menyampaikan akan segera dibentuk Pasukan Marinir (pasmar) 3 di Sorong serta pembentukan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) di Pontianak, Tarakan, dan Sorong.
Ade menjelaskan rencana pembentukan pasmar 3 Sorong sebenarnya telah diajukan sejak tahun 2004 silam, namun belum terbentuk sampai saat ini.
Rencana pembentukan pasmar 3 Sorong itu, kata Ade saat ini akan diajukan kembali, tetapi hal tersebut juga tergantung pada keputusan presiden maupun usulan dari panglima.
"Nantinya Pasmar 3 diharapkan bagian TNI AL untuk membantu pertahanan pantai dan juga masalah peperangan teroritorial," ujar Ade.
Ade mengatakan, untuk bisa membangun pasukan Korps Marinir yang memiliki daya tempur baik, juga diperlukan dukungan dan komitmen dari pemerintah.
Apalagi, lanjut Ade Korps Marinir menjadi bagian TNI AL sehingga harus memiliki tampilan postur, tampilan performa, dan daya tempur yang bisa menunjukkan kredibilitas negara dalam rangka pertahanan negara, khususnya di laut.
"Marinir harus jadi bagian daripada jatuh bangunnya negara, bhwa NKRI harga mati dan marinir akan berada di depan," kata Ade.
Korps Marinir merupakan cikal bakal dari Resimen TKR Laut Tegal. Pada 15 November 1945 dibentuk Korps Ketentaraan yang diberi nama Corps Mariniers dengan komandan pertama Mayor Laut Agus Subekti.
 Prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan yel-yel pasukan pada upacara militer dalam rangka HUT ke-72 Korps Marinir di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta, Rabu (15/11). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) |
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor A/565/1948 tanggal 9 Oktober 1948, Corps Marniers ditetapkan menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI AL Nomor Skep/1831/XI/1975 pada 15 November 1975, secara resmi KKO AL berubah nama menjadi Korps Marinir.
(gil)