DPD Golkar Belum Sikapi Wacana Pergantian Ketum Setnov
Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2017 17:20 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar I tingkat provinsi yang digelar tadi malam di Hotel Mandarin, Jakarta Kamis (16/11) belum menghasilkan keputusan terkait perkembangan kasus yang menjerat Setya Novanto di KPK.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar Bidang Kepartaian Sarmuji mengatakan, pertemuan semalam tak membuahkan hasil karena bertepatan dengan peristiwa kecelakaan mobil yang dialami Setnov.
"Belum ada kesepakatan apa yang mau diambil langkah-langkahnya, tetap seperti sekarang, tidak ada yang berubah. Tapi DPD I bersepakat akan tetap mencermati keadaan," kata Sarmuji saat dihubungi, Jumat (17/11).
Selain membahas Setnov, pertemuan itu merupakan bagian dari komunikasi dan konsolidasi antarpengurus daerah dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Sarmuji mengklaim dalam pertemuan semalam, hampir tidak ada pengurus daerah yang menyuarakan soal kegentingan untuk pergantian ketua umum.
"Kalau mau jujur, hampir tidak ada yang menyuarakan itu. Yang menyuarakan memperkuat soliditas, iya ada. Bahwa yang menyuarakan soal memperkuat sistem, ada," ujarnya.
Menurut Sarmuji, jika nantinya ada dinamika seperti langkah KPK menahan Setnov, pengurus DPD dapat berkumpul kembali sewaktu-waktu.
"Bisa saja DPD I berkumpul lagi kalau ada situasi-situasi tertentu yang membutuhkan analisa lebih lanjut. Nanti dilihat apa peristiwa yang menonjol itu apa, yang memerlukan pencermatan itu apa," katanya.
Sejauh ini komunikasi antarpengurus DPD Golkar sudah terjalin intens. Apalagi saat ini komunikasi bisa dilakukan melalui bantuan teknologi.
Pertemuan tertutup pengurus DPD tingkat I Golkar di Hotel Mandarin semalam dipimpin Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.
Pertemuan tersebut dihadiri 28 dari 34 total Ketua DPD. Hanya beberapa DPD, kata Idrus, yang ketuanya berhalangan hadir, seperti Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Idrus mengklaim, pertemuan itu tidak membahas soal perkembangan kasus Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
Menurut Idrus, pertemuan tingkat DPD membahas penataan internal partai. Namun, dia berdalih, pembahasan dalam pertemuan itu lebih ke arah menyolidkan internal partai untuk kemenangan Golkar di ajang Pilkada 2018. (osc/gil)
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar Bidang Kepartaian Sarmuji mengatakan, pertemuan semalam tak membuahkan hasil karena bertepatan dengan peristiwa kecelakaan mobil yang dialami Setnov.
"Belum ada kesepakatan apa yang mau diambil langkah-langkahnya, tetap seperti sekarang, tidak ada yang berubah. Tapi DPD I bersepakat akan tetap mencermati keadaan," kata Sarmuji saat dihubungi, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membahas Setnov, pertemuan itu merupakan bagian dari komunikasi dan konsolidasi antarpengurus daerah dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Sarmuji mengklaim dalam pertemuan semalam, hampir tidak ada pengurus daerah yang menyuarakan soal kegentingan untuk pergantian ketua umum.
Menurut Sarmuji, jika nantinya ada dinamika seperti langkah KPK menahan Setnov, pengurus DPD dapat berkumpul kembali sewaktu-waktu.
"Bisa saja DPD I berkumpul lagi kalau ada situasi-situasi tertentu yang membutuhkan analisa lebih lanjut. Nanti dilihat apa peristiwa yang menonjol itu apa, yang memerlukan pencermatan itu apa," katanya.
Sejauh ini komunikasi antarpengurus DPD Golkar sudah terjalin intens. Apalagi saat ini komunikasi bisa dilakukan melalui bantuan teknologi.
Pertemuan tertutup pengurus DPD tingkat I Golkar di Hotel Mandarin semalam dipimpin Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.
Pertemuan tersebut dihadiri 28 dari 34 total Ketua DPD. Hanya beberapa DPD, kata Idrus, yang ketuanya berhalangan hadir, seperti Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Idrus mengklaim, pertemuan itu tidak membahas soal perkembangan kasus Ketua Umum Golkar Setya Novanto.
Menurut Idrus, pertemuan tingkat DPD membahas penataan internal partai. Namun, dia berdalih, pembahasan dalam pertemuan itu lebih ke arah menyolidkan internal partai untuk kemenangan Golkar di ajang Pilkada 2018. (osc/gil)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK