Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Gerindra Desmond Junaedi Mahesa menganggap pernyataan La Nyalla Mattalitti yang mengaku dimintai uang puluhan miliaran rupiah oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai hal yang lucu.
Desmond mengatakan, pernyataan La Nyalla hanya untuk mencari popularitas.
"Itu lucu, hanya untuk mencari popularitas saja," kata Desmon kepada
CNN Indonesia.com, Kamis (11/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Nyalla, dalam konferensi persnya kepada wartawan mengaku dimintai uang Rp40 miliar sebagai syarat pencalonannya untuk maju di pemilihan gubernur Jawa Timur 2018.
Diberitakan sejumlah media, La Nyalla juga diminta oleh Prabowo untuk mencari partai koalisi pada 11 Desember 2017 lalu. Hal itu Tercantum dalam surat mandat dari Prabowo dengan nomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017.
Menurut La Nyalla, uang itu diminta langsung oleh Prabowo, dan rencananya uang akan dipergunakan membayar saksi di tempat pemungutan suara. Namun, La Nyalla mengaku tidak menyanggupinya.
Desmon tidak membenarkan atau membantah adanya permintaan uang tersebut. Dia malah mempertanyakan, pernyataan La Nyalla tersebut.
"Apa masalahnya, apa yang dilanggar? Kecuali kalau dia mau dan telah menyerahkan uang Rp40 miliar kemudian rekomendasi tidak diturunkan, itu baru masalah. Nah ini, dia kan belum menyerahkan uang. Apa masalahnya?" kata Desmon.
Desmon menjelaskan, meskipun ada permintaan uang seperti yang dikatakan La Nyalla Mattalitti, hal itu merupakan hal yang wajar untuk menjalankan mesin politik dan pembiayaan saksi-saksi serta kebutuhan logistik selama Pilgub Jatim.
"Menurut saya ini enggak penting banget. Misalkan saya minta uang ke Anda Rp40 miliar terus anda menolak, dan anda membuka ke publik bahwa saya minta uang, apa salahnya?" kata Desmon.
Sementara Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menepis pernyataan La Nyalla. "Tidak ada permintaan uang dalam surat rekomendasi terhadap La Nyalla," kata Arief kepada
CNN Indonesia.comLagipula, kata Arief, uang Rp40 miliar itu akan digunakan untuk logistik Pilkada Jatim. "Untuk pembiayaan saksi saja butuh Rp100 miliar. Itu kalaupun lisan dimintai uang, nanti sisanya Gerindra yang menambahkan kekurangannya," kata Arief.
Arief menceritakan, awalnya La Nyalla Mattalitti diberi waktu untuk mencari mitra koalisi oleh Gerindra, namun akhirnya La Nyalla gagal.
"Justru yang salah itu PAN, kami sejak awal dukung La Nyalla. Tapi PAN malah memilih Khofifah. Makanya saya mohon kepada La Nyalla jangan keluar dari Gerindra," katanya.
(ugo/sur)