Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melantik Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/1).
Ia dilantik dengan Keputusan Presiden Nomor 12P Tahun 2018 yang ditetapkan sehari sebelumnya oleh Jokowi.
"Demi Allah saya bersumpah akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan-perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara," ujar Agum membacakan sumpahnya di depan Jokowi yang disiarkan lewat televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain melantik Agum, Jokowi juga mengangkat sejumlah pejabat negara yang baru serta menunjuk Yuyu Sutisna sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).
Sejumlah pejabat baru yang dilantik Jokowi adalah mantan elite Golkar Idrus Marham yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko yang ditunjuk menjadi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
Moeldoko dilantik berdasarkan Keppres nomor 11p tahun 2018 tentang pemberhentian pengangkatan Kepala Staf Kepresidenan. Agum berdasarkan Keppres nomor 12P tahun 2018 tentang pemberhentian pengangkatan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Idrus menggantikan Khofifah yang memilih maju sebagai calon gubernur Jawa Timur. Sementara Yuyu mengisi posisi KSAU yang kosong sejak Marsekal Hadi Tjahjanto ditunjuk sebagai Panglima TNI.
Posisi Moeldoko sebagai Kepala KSP menggantikan Teten Masduki, sedangkan Agum Gumelar menggantikan anggota Wantimpres sebelumnya, Hasyim Muzadi yang meninggal dunia pada 16 Maret 2017.
Agum bukanlah sosok yang asing di lingkaran presiden. Ia pernah menjadi menteri di era kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan era kepresidenan Megawati Soekarnoputri.
Pria kelahiran Tasikmalaya pada 1945 silam itu selama ini dikenal dengan kiprahnya di dunia olahraga lewat memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Kemudian ia juga pernah menjadi Ketua Komite Normalisasi PSSI saat terjadi dualisme dalam perserikatan sepak bola tersebut pada 2011 silam.
Sebelum diangkat Gus Dur menjadi menteri pada 1999 silam, Agum dikenal sebagai Gubernur Lemhanas yang ia jabat kurun waktu 1998-1999.
Dalam karier politiknya, pada 2008 silam Agum pernah mencoba peruntungan mencalonkan diri jadi Gubernur Jawa Barat. Ia dicalonkan PDIP berpasangan dengan Nu'man Abdul Hakim. Namun, saat itu Agum-Nu'man kalah.
Sementara itu, sebelum menjadi Gubernur Lemhannas, dalam karier militernya purnawirawan bintang empat militer itu pernah menjadi Pangdam VII/Wirabuana (saat ini nama komando daerah militernya telah berubah jadi Hasanuddin), dan Komandan Kopassus.
(kid)