Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung peristiwa guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Ahmad Budi Cahyono, yang tewas setelah dipukuli siswanya sendiri.
Hal itu diucapkan JK di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Ia juga menyampaikan bela sungkawa pada guru yang masih berusia 27 tahun itu.
"Mari, kita sampaikan doa meninggalnya guru di Madura yang telah berjuang dengan gaji Rp400 ribu," ujar JK di sela sambutan acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia berjuang demi kepentingan bangsa dan negara walau dapat musibah seperti itu dari muridnya," imbuhnya.
JK mengatakan, kondisi pendidikan kini sudah berbeda jauh. Saat ini murud sudah berani melawan guru. Dahulu, yang terjadi sebaliknya.
Dia lalu mencontohkan di daerah asalnya yakni Makassar.
"Dunia memang sudah berubah. Dulu di Makassar, mencela atap rumah guru pun tak boleh apalagi melawan guru," katanya.
Menurut JK, peristiwa penganiayaan murid terhadap guru itu harus menjadi evaluasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Dia melanjutkan, selama ini pemerintah telah berupaya memajukan pendidikan, salah satunya dengan memberi anggaran terbesar bagi Kemdikbud senilai Rp400 triliun.
"Anggaran pendidikan memang banyak, tapi pertanyaannya selalu anggaran naik terus tiap tahun kita belum mengalami kenaikan yang signifikan dibanding negara lain," tuturnya.
JK mengatakan, ada dua hal penting untuk memajukan pendidikan yakni dengan mendorong inovasi dan meningkatkan skill atau keahlian.
"Semua negara yang ingin sejahtera selalu dengan langkah-langkah, riset, teknologi, semua saling berhubungan. Itu sebabnya kita harus mengacu pada hal-hal tersebut," katanya.
(wis/gil)