Jakarta, CNN Indonesia -- Bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Pasir Panjang Kecamatan Salem hingga siang ini tercatat sudah menyebabkan tujuh orang meninggal dunia. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya lima orang ditemukan tak bernyawa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban meninggal itu akibat tertimpa reruntuhan dan tertimbun material longsoran.
"Per pukul 13.00 tadi tercatat ada tujuh orang meninggal, satu dari tujuh orang yang meninggal ini adalah korban yang tadinya luka-luka tapi kemudian meninggal," kata Sutopo di kawasan Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain korban meninggal, longsoran yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Brebes sepanjang dua pekan itu juga menyebabkan 13 warga masih belum ditemukan.
"Semula yang hilang 18 orang, lima orang sudah ditemukan jadi sampai sekarang ada 13 orang yang belum berhasil tim SAR temukan," kata dia.
Sementara itu, lanjut Sutopo, bencana longsor juga membuat 245 orang warga Brebes harus mengungsi hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Tim SAR sendiri diakui Sutopo mengalami banyak kendala di lapangan saat berusaha menyelamatkan korban-korban yang tertimbun longsoran tanah itu. Ia mengatakan luasnya areal timbunan akibat longsoran yang mencapai 16,8 hektare ini menjadi satu kendala tersendiri.
Selain itu, ketebalan tanah akibat longsoran dan curah hujan yang masih tinggi pun menyebabkan akses penyelamatan cukup sulit dilakukan.
"Ketebalan tanah akibat longsoran mencapai 5-20 meter, dengan volume 1,5 juta kubik tanah kurang lebih yang turun dari mahkota longsoran, hujan juga menambah daftar panjang sulitnya evakuasi yang dilakukan tim SAR," kata dia.
Diakui Sutopo pada saat terjadi longsoran tepatnya Kamis (22/2) pagi kemarin, cuaca di Desa Pasir Panjang sendiri cukup cerah. Sehingga banyak warga yang memang sedang melakukan aktivitas di luar menjadi korban.
"Memang keadannya sedang tidak hujan, cerah betul. Hujannya kan kemarinnya itu, dua minggu berturut-turut, pas kejadian justru tidak hujan. Makanya korban kebanyakan adalah petani yang sedang bercocok tanam," katanya.
(osc/kid)