Jakarta, CNN Indonesia --
Abadi Wijaya mempelajari pembuatan protesa mata sejak kuliah. Meski ia mengambil jurusan teknik gigi, namun ia juga mempelajari pembuatan protesa organ lainnya, salah satunya mata.
Sekitar 2014 Abadi bertemu dengan seorang anak yang tidak memiliki mata. Hatinya tergerak dan sejak saat itu memutuskan untuk membuat protesa mata demi bisa membantu anak itu dan orang-orang lainnya yang memiliki nasib serupa.