PSI Kecam FPI 'Geruduk' Tempo karena Karikatur

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 18 Mar 2018 15:35 WIB
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam aksi yang dilakukan oleh anggota Front Pembela Islam terhadap media Tempo.
Demo FPI di Gedung Tempo. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam aksi yang dilakukan oleh anggota Front Pembela Islam terhadap media Tempo.

Pada Jumat (16/3) massa FPI mendatangi kantor Tempo dan melakukan aksi menuntut permintaan maaf dari kantor media tersebut. FPI tak terima dengan salah satu karikatur yang dibuat Tempo di salah satu edisinya karena diduga menghina imam besar mereka, Rizieq Shihab.

Wakil Sekjen DPP PSI/Juru Bicara PSI Bidang Agama dan Kemasyarakatan Danik Eka Rahmaningtias mengatakan, FPI dan organisasi manapun di Indonesia tidak berhak mengambil alih hukum ke tangan mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"FPI berhak untuk menyatakan ketersinggungan dan kemarahannya, namun harus tetap dalam koridor-koridor hukum dan tidak mengancam Hak Asasi Manusia," kata Danik melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (18/3).


"Aksi yang dilakukan FPI sama sekali tidak dapat dibenarkan dan membahayakan Indonesia," kata dia.

PSI mengingatkan bahwa penyampaian aspirasi dan pandangan Ormas telah diatur dalam Undang-Undang Ormas 2013 pasal 59 yang melarang Ormas melakukan tindakan kekerasan dan menggangu ketentraman.

"Ormas juga dilarang melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," lanjutnya.

PSI menilai aksi FPI terhadap Tempu merupakan ancaman terhadap demokrasi dan hak warga negara untuk mengungkapkan pendapat yang justru telah dijamin oleh UUD 1945.

"Upaya untuk membungkam Tempo adalah upaya untuk membungkam hak konstitusional warga negara Indonesia," kata dia.

"Untuk itu PSI meminta pemerintah dan aparat penegakan hukum bertindak tegas terhadap FPI atau organisasi manapun yang melakukan aksi intimidasi terhadap media massa dan warga Indonesia," katanya.
(gil)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER