Pola Kasus Gulungan Kabel Era Anies Mirip Kejadian Zaman Ahok
Tiara Sutari | CNN Indonesia
Kamis, 22 Mar 2018 17:07 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menduga ada pola yang sama terkait temuan 12 kubik kulit kabel optik di gorong-gorong depan Balai Kota dengan kejadian serupa pada 2016, semasa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Mungkin pelakunya sama seperti tahun kemarin, ya. Kan, 2016 ada sembilan orang yang dipenjara. Jadi kalau saya lihat sih memang ada spesialis curi kabel itu," kata Teguh saat dihubungi melalui telepon, Kamis (22/3).
Dugaan tentang spesialis oknum pencurian kabel ini, menurut Teguh karena kabel fiber optik tersebut memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Setidaknya kata dia, satu kilogram kabel itu bisa dihargai hingga Rp300 ribu.
Teguh mengatakan semua kabel temuan untuk tahun ini sudah dibersihkan, dan telah diangkut dengan menggunakan tiga buah truk besar.
"Sudah dibersihkan, kemarin sekali Selasa itu diangkut dengan truk, ada tiga truk yang mengangkut. Memang jumlahnya tak sebanyak 2016 yah," katanya.
Lebih lanjut, Teguh menyebut pihaknya sebenarnya telah melakukan pengawasan sejak penemuan pertama kalinya bungkus kabel di gorong-gorong pada 2016 lalu.
Dia mengklaim pihaknya rutin melakukan penyisiran di sepanjang gorong-gorong. Karena itu pada 2017 tidak ditemukan kejadian serupa, namun muncul kembali di gorong-gorong depan Gedung Lemhannas pada Minggu (18/3).
Dinas SDA mengaku telah menyampaikan laporan ke kepolisian untuk menelisik lebih jauh oknum di balik kejadian ini.
"Ya, kami kan sudah melakukan langkah khusus seperti pembersihan, pengurasan, itu kan salah satu upaya kita," kata dia.
"Kalau menyangkut pidananya, ya pihak kepolisian setempat, mungkin dari Polres atau Polsek setempat ikut bantu pengawasannya. Soalnya itu kan di ring satu," jelas Teguh.
Tumpukan gulungan kabel di gorong-gorong sempat terjadi di era kepemimpinan Ahok. Pada awal Maret 2016, Ahok menggandeng polisi untuk menyelidiki kasus tersebut. Dia menduga tumpukan kabel di gorong-gorong itu sebagai bentuk sabotase. (pmg/gil)
"Mungkin pelakunya sama seperti tahun kemarin, ya. Kan, 2016 ada sembilan orang yang dipenjara. Jadi kalau saya lihat sih memang ada spesialis curi kabel itu," kata Teguh saat dihubungi melalui telepon, Kamis (22/3).
Dugaan tentang spesialis oknum pencurian kabel ini, menurut Teguh karena kabel fiber optik tersebut memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Setidaknya kata dia, satu kilogram kabel itu bisa dihargai hingga Rp300 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teguh mengatakan semua kabel temuan untuk tahun ini sudah dibersihkan, dan telah diangkut dengan menggunakan tiga buah truk besar.
"Sudah dibersihkan, kemarin sekali Selasa itu diangkut dengan truk, ada tiga truk yang mengangkut. Memang jumlahnya tak sebanyak 2016 yah," katanya.
Dia mengklaim pihaknya rutin melakukan penyisiran di sepanjang gorong-gorong. Karena itu pada 2017 tidak ditemukan kejadian serupa, namun muncul kembali di gorong-gorong depan Gedung Lemhannas pada Minggu (18/3).
Dinas SDA mengaku telah menyampaikan laporan ke kepolisian untuk menelisik lebih jauh oknum di balik kejadian ini.
"Ya, kami kan sudah melakukan langkah khusus seperti pembersihan, pengurasan, itu kan salah satu upaya kita," kata dia.
"Kalau menyangkut pidananya, ya pihak kepolisian setempat, mungkin dari Polres atau Polsek setempat ikut bantu pengawasannya. Soalnya itu kan di ring satu," jelas Teguh.
Tumpukan gulungan kabel di gorong-gorong sempat terjadi di era kepemimpinan Ahok. Pada awal Maret 2016, Ahok menggandeng polisi untuk menyelidiki kasus tersebut. Dia menduga tumpukan kabel di gorong-gorong itu sebagai bentuk sabotase. (pmg/gil)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK