Saksi Sebut Bimanesh Ubah Diagnosis Kecelakaan Setnov
CTR | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 11:22 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Permata Hijau Michael Chia Cahaya menyatakan diagnosis terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto (Setnov) diubah oleh tersangka kasus merintangi penyidikan kasus korupsi e-KTP dokter Bimanesh Sutarjo.
Dalam kesaksiannya di persidangan, Michael menyebut Bimanesh mengubah diagnosis dengan menambahkan keterangan bahwa Setnov mengalami vertigo setelah mengalami cedera kepala ringan. Kejadian itu dilakukan saat Setya Novanto mengalami kecelakaan November 2017.
"[Awalnya] pada pukul 18.45 saya melihat dokter Bimanesh menuliskan diagnosanya Hipertensi, Vertigo dan Diabetes Militus," terang Michael di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (24/3).
Namun, pada malam harinya, kata Michael ada tambahan keterangan CKR atau cedera kepala ringan.
"Malam jam 24 tertulis hipertensi, vertigo pasca Cidera Kepala Ringan (CKR) dan diabetes militus. Oh saya pikir ya sudah diagnosa berubah," ujar Michael.
Michael baru menyadari perubahan tersebut saat mengecek sistem administrasi kepada seorang pegawai bernama Gin-gin.
Di sistem Rumah Sakit tertulis bahwa pasien atas nama Setnov masuk melalui IGD dan memiliki diagnosa yang berbeda.
Melihat kondisi itu, Michael memastikan kepada Gin-gin bahwa datanya tersebut berubah dan berbeda dari kenyataan.
Lebih lanjut, Michael dalam kesaksiannya juga sempat mengatakan bahwa Bimanesh sempat membuat surat diagnosa tanpa nama.
Michael menceritakan kepada Majelis Hakim sempat melihat supervisor malam atas nama Nana yang mengambil data diagnosa baru bagi Setnov.
"Saya coba cepat sambil ngomong, kak Nana bilang diagnosanya diganti lembarannya. Tapi saya berbicara itu sambil lewat saja," tegas dia.
Bimanesh didakwa merintangi penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP dengan merekayasa agar Setnov menjalani rawat inap di RS Medika pada 16 November 2017. Tujuannya untuk menghindari pemeriksaan oleh penyidik KPK.
Ia didakwa melanggar pasal 21 UU 20/2001 tentang Tipikor juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
(ugo/gil)
Dalam kesaksiannya di persidangan, Michael menyebut Bimanesh mengubah diagnosis dengan menambahkan keterangan bahwa Setnov mengalami vertigo setelah mengalami cedera kepala ringan. Kejadian itu dilakukan saat Setya Novanto mengalami kecelakaan November 2017.
"[Awalnya] pada pukul 18.45 saya melihat dokter Bimanesh menuliskan diagnosanya Hipertensi, Vertigo dan Diabetes Militus," terang Michael di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam jam 24 tertulis hipertensi, vertigo pasca Cidera Kepala Ringan (CKR) dan diabetes militus. Oh saya pikir ya sudah diagnosa berubah," ujar Michael.
Michael baru menyadari perubahan tersebut saat mengecek sistem administrasi kepada seorang pegawai bernama Gin-gin.
Di sistem Rumah Sakit tertulis bahwa pasien atas nama Setnov masuk melalui IGD dan memiliki diagnosa yang berbeda.
Melihat kondisi itu, Michael memastikan kepada Gin-gin bahwa datanya tersebut berubah dan berbeda dari kenyataan.
Lebih lanjut, Michael dalam kesaksiannya juga sempat mengatakan bahwa Bimanesh sempat membuat surat diagnosa tanpa nama.
Michael menceritakan kepada Majelis Hakim sempat melihat supervisor malam atas nama Nana yang mengambil data diagnosa baru bagi Setnov.
"Saya coba cepat sambil ngomong, kak Nana bilang diagnosanya diganti lembarannya. Tapi saya berbicara itu sambil lewat saja," tegas dia.
Bimanesh didakwa merintangi penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP dengan merekayasa agar Setnov menjalani rawat inap di RS Medika pada 16 November 2017. Tujuannya untuk menghindari pemeriksaan oleh penyidik KPK.
Ia didakwa melanggar pasal 21 UU 20/2001 tentang Tipikor juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK