Cacing dalam Ikan Kaleng Diklaim Aman untuk Kesehatan

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Mar 2018 19:19 WIB
Setelah proses pembekuan, pemanasan hingga pengalengan cacing dalam ikan kaleng diklaim akan mati dan justru berubah jadi protein serta aman untuk dikonsumsi.
Produk ikan kalengan yang mengandung cacing ditarik dari pasaran. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cacing jenis anisakis yang ditemukan dalam ikan kalengan disebut tidak berbahaya bagi kesehatan. Mengingat cacing-cacing itu telah mati setelah menjalani serangkaian proses produksi.

Pakar Proses Produksi Perikanan yang juga Guru Besar Teknologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Purwiyatno Hariyadi mengatakan panjangnya proses produksi dari mulai pembekuan, pemanasan, pemasakan hingga pengalengan tentu bisa mengakibatkan cacing atau parasit itu mati.

Atas dasar itu, konsumen tidak perlu khawatir jika tanpa sengaja cacing itu ikut termakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ikan kalengan itu melalui serangkaian produksi, tentu sudah mati ketika cacing itu ikut masuk ke kaleng," kata Purwiyatno di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (31/3).
Setelah ditangkap, ikan jenis makarel atau sarden biasanya akan langsung dibekukan di atas kapal dalam suhu minus 40 derajat. Pada suhu ini pun cacing dalam tubuh ikan itu akan langsung mati.

Kemudian ikan itu akan dimasukan ke cold storage bersuhu minus 30 derajat sebelum masuk pabrik untuk diproses menjadi ikan kalengan.

"Habis itu dipanaskan, dalam suhu kurang lebih 180 derajat. Di suhu ini segala sesuatu mikroba, cacing, parasit, akan mati," jelasnya.
Tak hanya mengklaim tidak berbahaya, Purwiyatno juga mengaku cacing-cacing itu hanyalah satu dari sekian banyak makhluk hidup yang ada di laut. Lagi pula, kata dia, penemuan cacing ini pun terjadi tanpa sengaja, yang berarti tak semua produk ikan kalengan bercacing.

"Cacing itu sebenarnya given, secara natural dari alam. Dan adanya cacing di kaleng itu juga ya by accident," klaimnya.

Oleh karena itu, penarikan produk ikan kalengan ini dilakukan bukan karena berbahaya bagi kesehatan. Purwiyanto menduga penarikan dilakukan hanya karena ada keresahan di kalangan masyarakat.
"Berbahaya kalau kita makan raw fish yang ada cacing atau parasitnya. Tapi kalau sudah mati ya jadi protein. Jadi Penarikan ini pun menurut saya ya karena ada banyak masyarakat yang merasa geli dan jijik saja," ungkap Purwiyanto.

Pada akhir pekan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan 27 merek produk ikan kalengan mengandung cacing. Langkah BPOM tersebut dinilai dapat berdampak pada matinya industri pengalengan ikan di tanah air.
(dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER