Harapan Murtinah dan 1.200 Korban Kebakaran Kembangan Utara

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Mar 2018 20:18 WIB
Murtinah, korban kebakaran Kembangan yang tengah hamil delapan bulan, berharap mendapat bantuan pemerintah untuk biaya persalinan dan membangun kembali rumah.
Murtinah (29), korban kebakaran Kembangan yang tengah hamil delapan bulan, berharap mendapat bantuan pemerintah untuk biaya persalinan dan membangun kembali rumah. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tenda pengungsian korban kebakaran Taman Kota Kembangan Utara, Murtinah (29) duduk bersandar sambil mengelus-elus perutnya yang hamil tua. Sesekali, ibu rumah tangga itu mengawasi anak pertamanya yang berusia 3,5 tahun sedang bermain di tengah hiruk pikuk korban kebakaran.

Sudah dua hari pasca kebakaran pada Kamis (29/3), Murtinah dan suaminya mengungsi ke tenda milik Dinas Sosial DKI Jakarta. Murtinah yang berasal dari Jawa Tengah tak memiliki keluarga di Jakarta. Dia juga tak sempat menyelamatkan harta benda dari rumahny kala kebakaran melanda.

Saat kebakaran terjadi, ia baru hendak makan malam bersama anaknya. Sementara sang suami yang baru pulang bekerja dari sebuah proyek konstruksi, sedang berada di kamar mandi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Si jago merah begitu cepat melahap rumah Murtinah yang berada di seberang sumber api.

"Saya panik langsung lari bawa anak, suami langsung ke luar dari kamar mandi seadanya. Enggak sempat bawa apa-apa, cuma bawa badan aja. Ini aja udah berat," kata Murtinah bercerita kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (31/3).

Rumah petak Murtinah ludes beserta isi-isinya, termasuk perlengkapan bayi dan tabungan sekitar Rp5 juta yang sudah dipersiapkan untuk melahirkan. Dalam hitungan hari, perempuan yang kandungannya sudah berusia delapan bulan in, bakal melahirkan.


Kini, Murtinah mengaku hanya bisa berharap dari bantuan pemerintah untuk biaya persalinan maupun membangun rumahnya yang sudah hangus.

"Ya, semoga pemerintah cepat membantu memberikan dana untuk membangun rumah kembali dan memberikan biaya melahirkan," terang Murtinah.

Berbeda dengan Murtinah, korban kebakaran lainnya, Adi (25) justru tak banyak berharap pada pemerintah.

"Ya dibilang berharap ada, tapi enggak bisa mengharapkan. Kalau sudah kayak begini, gimana caranya kita bangun sendiri," kata Adi ditemui di tengah puing-puing sisa rumahnya yang terbakar.
Adi tengah melihat puing-puing sisa rumahnya yang terbakar. Adi tengah melihat puing-puing sisa rumahnya yang terbakar. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

Adi beserta keluarganya tengah mmembersihkan debu-debu dan barang-barang yang tebakar di rumahnya. Dalam waktu dekat, jika sudah diizinkan, ayah satu anak ini berencana membangun kembali rumahnya dan keluarga yang terdiri dari tiga petak. Masing-masing berukuran 2x5 meter.

Petak pertama ditempati Adi, istri dan anaknya. Petak kedua diisi ibu Adi dan yang ketiga dihuni adik perempuan Adi, suami dan anaknya.

Adi yang merupakan pekerja proyek kontruksi mengaku bakal memanfaatkan keahlian yang dimilikinya untuk membangun rumah seorang diri. Pemuda asal Indramayu ini sudah bekerja di berbagai proyek konstruksi selama delapan tahun terakhir.


Sebagai gantinya, Adi terpaksa izin bekerja selama membangun rumah. Itu artinya, setiap hari Adi bakal kehilangan upah Rp120 ribu karena absen bekerja di proyek konstruksi.

"Saya usahakan sendiri atau mengupah dua atau tiga orang. Kalau tiga rumah paling lama satu bulan. Tapi, saya kejar target dua minggu kelar," tutur Adi.

Nantinya, Adi akan menggunakan dinding GRC yang anti api untuk membangun kembali rumahnya. Untuk itu, ia pun sudah siap merogoh tabungan yang dimilikinya.

"(Membangun rumah secara) total saya enggak yakin tabungan cukup, tapi (yang terpenting) bisa untuk rumah tinggal sehari-hari. Seadanya," ucap Adi.

Keluarga Murtinah dan Adi merupakan sedikit warga yang menjadi korban kebakaran di Kembangan Utara. Total, terdapat 1.256 jiwa yang terdiri dari 120 balita dan 80 anak usia sekolah yang harus kehilangan rumahnya akibat kebakaran.


Sebanyak 122 rumah tinggal dan 185 kontrakan yang terbakar. Beberapa korban ada yang mengungsi ke rumah saudara. Namun, kebanyakan memilih bertahan di tenda-tenda pengungsikan yang banyak berdiri di sekitar lokasi kebakaran.

Camat Kembangan Agus Ramdani menyatakan bahwa saat ini bantuan sudah disalurkan ke warga meski belum sepenuhnya mencukupi,

"Kalau secara kebutuhan pangan alhamdulillah sudah mencukupi. Hanya tinggal beberapa kebutuhan seperti perlengkapan pakaian dan anak dan perlengkapan mandi serta vitamin yang masih kurang," kata Agus kepada CNNIndonesia.com.

Sementara itu, untuk bantuan berupa uang, Agus menyebut pemerintah bakal mengusulkan pemberian bantuan kepada Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (Bazis) DKI Jakarta unuk menyalurkan bantuan ke korban kebakaran.

"Kalau uang kami pemerintah akan mengusulkan ke Bazis DKI Jakarta," ujar Agus. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER