Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi reaksi pelajar atas pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA), khusunya pada mata pelajaran Matematika yang dianggap sulit oleh mereka.
"Saya menghargai respon peserta didik yang telah mengekspresikan perasaannya melalui media sosial yang dilandasi pada etika yang baik," kata Muhadjir melalui keterangan resminya kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (17/4).
Menurut Muhadjir, soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Soal-soal penalaran pada ujian nasional sebetulnya hanya sekitar 10 persen dari total semuanya. Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar kita dengan standar internasional, antara lain seperti standar
Program for International Student Assessment (PISA)," katanya.
Pengenalan soal penalaran itu disebut Muhadjir sebagai upaya mengejar ketertingalan pencapaian kompetensi siswa Indonesia di tingkat internasional. Tuntutan kompetisi itu antara lain, kata dia, siswa dituntut berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Muhadjir berharap peserta didik mampu menganalisa data, membuat perbandingan, membuat kesimpulan, menyelesaikan masalah, dan menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan nyata.
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengatakan soal UN tahun 2018 dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun oleh Kemendikbud dengan melibatkan sejumlah guru. Kisi-kisi itu ditetapkan oleh BSNP pada Agustus 2017 dan dimuat di laman https://bsnp-indonesia.org.
"Kisi-kisi ini dibuat secara umum dan generik, tidak spesifik mengarah pada suatu bentuk soal tertentu. Tujuannya agar pembelajaran di sekolah-sekolah tidak terjebak pada proses drilling soal-soal UN. Guru wajib mengajarkan materi pembelajaran dengan mengedepankan pemahaman konsep dan penalaran, bukan sekedar drilling soal," kata dia.
Level Soal UNKepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno menuturkan, soal-soal UN terdiri dari tiga level kognitif.
Level pertama (pengetahuan pemahaman) sekitar 30 persen, level kedua (aplikasi) sekitar 60 persen, dan level ketiga (penalaran) sekitar 10 persen.
Totok mengklaim soal-soal tersebut dirumuskan dan ditulis oleh para guru yang kompeten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi.
Hasil UN ini, kata Totok, akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.
Adapun Ujian Nasional 2018 digelar mulai 2-26 April di Indonesia. Di media sosial resmi Kemendikbud, para pelajar 'curhat' tentang sulitnya soal UN dan membuat celotehan berbumbu drama.
Salah satunya adalah akun @emilfhanif yang melontarkan komentar, 'Pak tadi saya ke sekolah niatnya mau ngerjain soal mtk. Kok malah jadi soal mtk yang ngerjain saya?'.
(gil)