Geger Keong Racun di Bogor

CTR | CNN Indonesia
Minggu, 27 Mei 2018 15:03 WIB
Kepala Puskesmas Bogor Utara Oki Kurniawan mengatakan warga positif mengalami keracunan akibat bakteri.
Warga yang mengkonsumsi tutut mulai merasakan dampaknya dengan gejala pusing, badan panas, mual. (Thinkstock/Shaiith)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menetapkan kasus keracunan massal dialami warga Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebanyak 85 orang dilaporkan keracunan tutut alias keong sawah.

"Kejadiannya masif, penyebabnya diperkirakan sama dari makanan tutut, kita tetapkan status KLB, yang terpenting semua korban diatasi semua," kata Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, di Bogor seperti dikutip dari Antara Minggu (27/5).

Kejadian ini bermula dari hari Kamis (24/5) sekitar pukul 03.40 WIB banyak warga yang mengkonsumsi tutut mulai merasakan dampaknya dengan gejala pusing, badan panas, mual, muntah dan diare.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 55 warga dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan di waktu bersamaan pada Jumat (25/5) sekitar pukul 21.30. Warga mengaku telah mengkonsumsi keong atau dikenal dengan tutut. Tutut tersebut dibeli warga dari Mang Juju, penjual jajanan yang ada di wilayah tersebut.
Tutut yang dijual itu diketahui bersumber dari pembuat Bu Yayah warga RT 004/RW 007. Sekretaris Kelurahan Tanah Baru, Muslim mengatakan baru kali ini warga keracunan setelah makan tutut yang dijual Bu Yayah.

"Mereka itu pedagang lama, sudah biasa jualan tutut," ucap dia.

Pada Sabtu (27/5) warga yang diduga keracunan makanan bertambah menjadi 85 orang. Muslim merinci ada 20 orang dirawat di Puskesmas Bogor Utara, 15 orang di RSUD Kota Bogor. Kemudian RS Mulia menerima empat orang, RS Azra menerima tiga orang, PMI dua orang, RS Vania satu orang, Puskesmas Tanah Sareal enam orang, Puskesmas Mekar Wangi tiga orang.

"Beberapa warga ada yang berinisiatif merawat sendiri tanpa rujukan puskesmas, dan ada sekitar 19 dirawat di rumah," jelas Muslim.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bogor, Lindawati mengatakan Dinas Kesehatan Kota Bogor menurunkan tim kesiapsiagaan dan surveilance Puskesmas. Tim ini dibentuk bekerjasama dengan umah sakit untuk menangani warga yang mengalami keracunan makanan.

"Upaya penanganan keracunan sudah berjalan, tim kesiapsiagaan dan surveilance sudah bergerak di lapangan," tegas Lindawati, Sabtu (26/5).

Aparat Polsek Bogor Utara sudah mengamankan barang bukti tutut yang dijual oleh Juju dengan harga Rp2.000 per bungkus. Sedikitnya 80 bungkus "tutut" atau keong dibeli oleh warga.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah menguraikan keracunan makanan dialami warga di tiga rukun tertangga yakni, RT 01, 02, dan 05 di RW 07, Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru.
"Setelah ada hasil diagnosa beberapa warga yang dirawat, maupun yang diperiksa di rumah sakit, diduga disebabkan oleh tutut yang dimakan saat berbuka puasa," ujar Rubaeah.

Rubaeah mengungkapkan sampel makanan tutut yang dikonsumsi warga telah dikirim ke laboratorium Labkesda Dinas Kesehatan dan Provinsi untuk mengetahui penyebab pasti keracunan.

Sementara, Kepala Puskesmas Bogor Utara Oki Kurniawan mengatakan warga positif mengalami keracunan akibat bakteri. Tetapi jenis bakteri apa yang terkandung masih dalam analisa di laboratorium.

"Bisa e.coly, atau bisa lebih bakteri lebih parah lagi. Karena dilihat masa inkubasinya mencapai 24 jam setelah mengkonsumsi tutut, timbul gejala deman, mual, muntah dan diare," tutup Oki.

[Gambas:Video CNN] (mik)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER