Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai
Gerindra Arief Poyuono mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat dunia terhadap Presiden
Joko Widodo (Jokowi) terus merosot.
Hal ini disampaikan Arief menanggapi jebloknya nilai tukar rupiah yang menembus angka Rp14.387 per dolar Amerika Serikat (AS), Kamis (28/6).
"Kalau dari sisi politik, tingkat kepercayaan menurun, publik internasional tidak percaya pada Jokowi. Dulu katanya kalau Jokowi terpilih dolar bisa di bawah Rp10 ribu tapi ini malah meroket," kata Arief saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi sejumlah faktor. Diantaranya terkait tidak berimbangnya komoditi yang diekspor dengan komoditi yang diimpor.
Saat ini, menurut Arief, komoditi yang diimpor lebih banyak daripada komoditi yang diekspor.
"Ekspor kita ini menurun dan berkebalikan impor yang sangat tinggi, terutama impor pangan dan barang-barang infrastruktur," kata Arief.
 Jokowi diminta untuk segera tanggulangi masalah rupiah yang terus melemah. (Detikcom/Andhika Prasetia) |
Arief menyarankan Jokowi melakukan penghematan untuk menanggulangi persoalan ini. Selain itu, Jokowi juga dminta fokus pada peningkatan komoditi sektor pertanian. Langkah ini perlu dilakukan agar tidak terus melakukan impor secara besar-besaran.
"Penghematan, artinya hentikan dulu pembangunan infrasktruktur yang saat ini pada mangkrak," kata Arief.
Kemudian, Jokowi juga diminta untuk memperbaiki daya jual komoditi dalam negeri. Sehingga jumlah komoditi yang diekspor bisa mengimbangi komoditi yang diimpor.
Menurut Arief, nilai tukar rupiah akan terus merosot hingga beberapa waktu ke depan. Sebab, tenggat waktu pembayaran hutang pemerintah dan swasta akan segera berakhir.
"Bulan Agustus sampai September jatuh tempo hutang swasta dan pemerintah, artinya harus dibayar sehingga permintaan dolar sangat tinggi. Juli ini juga ada yang jatuh tempo," kata Arief.
Melihat kondisi saat ini, Arief juga mengaku ragu jika selama ini banyak investasi yang masuk ke Indonesia. Sebab, menurut dia, jika investasi masuk justru menguatkan nilai tukar rupiah.
"Harusnya, jadi secara teori ekonomi yang pernah saya pelajari kalau ada investasi masuk maka nilai kurs akan menguat. Artinya, berlebihan dolar yang masuk tapi kenyataannya tidak sesuai faktanya," ujarnya.
Pelemahan rupiah terus meningkat sejak Kamis pagi dan tercatat menembus angka Rp14.387 per dolar AS.
Padahal, pada akhir perdagangan kemarin saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 diselenggarakan, posisi rupiah masih bertengger di kisaran Rp14.200 per dolar AS.
Terkait dengan soal kepercayaan, lembaga Survei Avara Research Center mencatat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko widodo yang sempat menurun. Kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi tak sampai 70 persen.
"Tingkat kepuasan kinerja Jokowi-JK menurun 3,5 persen," ujar CEO Alvara, Hasanuddin Ali di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (27/5).
Ali mengatakan saat ini lembaganya mencatat 65,9 persen responden puas atas kinerja Jokowi. Sementara pada Februari 2018 tingkat kepuasan mencapai 68,8 persen.
(dal/asa)