Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga dan kerabat yang mengantar
jemaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur tahun ini harus kecewa. Penyebabnya adalah mereka merasa dibatasi dengan alasan supaya para jemaah tidak terganggu.
Meski ada alasan khusus di balik itu, tetap saja sebagian besar dari mereka mengeluh. Komarudin (51) merupakan jemaah haji asal Jakarta Timur salah satunya. Dia merasa kebijakan itu memangkas waktunya untuk bertemu keluarga, sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Kalau
nyampe depan ini ya agak kurang
gitu ya untuk melepas kerinduan, karena dia dari jauh juga tapi cuma sampai depan gerbang," ujar Komarudin kepada
CNNIndonesia.com, Senin (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan itu ternyata diterapkan sejak tahun lalu. Para pengantar hanya diperbolehkan berada sampai di depan pintu gerbang Asrama Haji Pondok Gede.
Senada dengan Komarudin, Mirawati (37) juga mengaku waktu yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak cukup untuk melepas rindu dengan keluarga.
"Enggak cukup sih kalau sampai gerbang
aja, tapi ya sudah risiko," ujar dia.
Kendati begitu, Mirawati memaklumi alasan PPIH hanya memperbolehkan keluarga mengantar jemaah sampai depan gerbang Asrama Haji Pondok Gede. Menurut dia apabila seluruh keluarga diperkenankan untuk masuk, kondisi di dalam Asrama Haji tidak kondusif dan terlalu ramai.
"Nanti kalau keluarga masuk akan bikin
riweuh (ramai) ya, biar enggak bercampur juga," ujar dia.
Ketua PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede Saiful Mujab mengatakan tujuan dari kebijakan itu adalah agar jemaah lebih konsentrasi dalam melaksanakan ibadah haji.
"Jemaah di sini kan perlu istirahat ketenangan perjalanan kalau ketemu keluarga konsentrasinya kurang lagi," ujar dia.
Kemudian jemaah juga dapat beristirahat lebih lama di asrama haji. Faktor keamanan, menurut Saiful, juga menjadi dasar pertimbangan dari kebijakan tersebut.
Menurutnya apabila keluarga dibiarkan masuk ke lingkungan Asrama Haji, hal itu bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kita menjamin enggak kalau yang datang itu keluarganya? Di wilayah sini steril. Kalau ada hilang barang bagaimana? Ini kan untuk faktor keamanan," kata dia.
Saiful mengatakan apabila terdapat jemaah yang ingin bertemu keluarga, pihaknya menyediakan fasilitas pertemuan di lingkungan asrama.
"Maka kalau ada keluarga ingin bertemu ditempatkan di situ, didampingi petugas, dan waktunya hanya 15 menit mungkin kalau ada jemaah yang barang ketinggalan obat ketinggalan atau apa," ujar dia.
(ayp)