Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan perlu peningkatan kewaspadaan atas ancaman perkembangan teknologi senjata berbasis kecerdasan buatan (
Artificial Intelligent) yang dinilainya lebih murah nan mematikan ketimbang senjata nuklir.
"Teknologi kecerdasan buatan tersebut sebagai senjata yang bahkan lebih mudah dan murah dibanding senjata nuklir," ujar Hadi di depan ratusan calon perwira remaja TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/7).
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu lantas memutar sebuah video fiksi pengenalan ancaman pesawat nirawak (drone). Drone dengan ukuran seperti serangga itu dapat mematikan lewat ledakan yang ditimbulkan saat mendekati sasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video itu turut memperlihatkan drone tersebut sudah dimodifikasi agar terhubung oleh 'big data' yang berisikan berbagai identitas seseorang yang beredar di media sosial.
Drone tersebut lantas dapat dikendalikan dengan mudah oleh pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menyasar seseorang untuk dibunuh.
"Ancaman yang kelihatannya cuma drone yang kecil, tapi didalamnya terakumulasi data-data identitas seseorang. Jadi, drone itu tinggal serang saja, jadi ini teknologi
artificial intelligent yang terkoneksi dari big data," ungkap Hadi.
 Dalam dunia militer, tentara Israel telah menggunakan drone untuk menjatuhkan bom gas air mata ke arah tenda para pengunjuk rasa Palestina di jalur Gaza. Peristiwa ini terjadi 30 Maret 2018.(REUTERS/Mohammed Salem) |
Hadi lantas mengungkapkan ancaman ini tak lepas dari perkembangan teknologi informasi yang memasuki era revolusi industri 4.0 saat ini. Pria yang dilantik menjadi Panglima pada 8 Desember 2017 itu menilai semua kehidupan manusia tak bisa dilepaskan dari penggunaan teknologi.
Oleh sebab itu, Hadi pun meminta agar TNI, Polri dan Kementerian Pertahanan terus bersinergi dan beradaptasi di era perkembangan teknologi saat ini untuk meminimalisasi ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan bangsa tersebut.
"Ini tidak bisa dihentikan. BAIS TNI dan Kemhan juga terus memitigasi, ancaman yang kelihatan maupun tak kelihatan seperti swarm atau drone tadi," ujarnya.
"Cyber defend-nya Polri juga sangat bagus, demikian TNI akan kejar. Sehingga dalam pelaksanaan tugas ke depan kita sama-sama menyelesaikan masalah yang merongrong wilayah kita," pungkasnya.
(kid/gil)