Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan perseteruan antargolongan dalam pemilu, baik pada pilkada, pileg, hingga pilpres hanya membawa keburukan atau
mudharat bagi Indonesia.
Ia pun mengkritik ketika persaudaraan bangsa dirusak oleh pilihan politik tersebut.
"Akan sangat besar ongkos sosialnya jika persaudaraan rusak karena pemilihan gubernur, wali kota, bahkan sampai presiden. Mari berpikiran positif, sehingga
ukhuwah akan terus terjaga," kata Jokowi saat menghadiri milad ke-43 Majelis Ulama Indonesia (MUI), Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi pun menegaskan agar perpecahan itu dihindari karena kesatuan masyarakat adalah aset terbesar Indonesia. Jika masyarakatnya rukun, kata Jokowi, artinya Indonesia mensyukuri anugerah Tuhan.
"Aset terbesar Indonesia adalah persaudaraan dan kerukunan. Indonesia ini sangat berbeda-beda suku, agama, adat, dan tradisi yang sangat kelihatan kalau kita berjalan dari Sabang sampai Merauke," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin berharap pemilihan umum mendatang bisa menghasilkan anggota DPR, DPD, DPRD, serta Presiden dan Wakil Presiden yang terbaik bagi Indonesia dan membawa kemaslahatan bagi umat.
Selain itu menurutnya yang terpenting adalah pemilu mendatang berlangsung dengan tetap berpegang pada asas jujur dan adil (jurdil) dan minim perseteruan antargolongan.
"MUI berharap bangsa dapat utuh walaupun beda pilihan politik pada Pemilu 2019," jelas Maruf.
Dalam acara milad tersebut, Jokowi pun mengikuti upacara peletakan batu pertama Menara MUI (MUI Tower) yang akan dibangun di kawasan tersebut. Rencananya, Menara MUI itu akan menjadi tempat baru bagi pusat kegiatan majelis ulama.
Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Lukmanul Hakim mengatakan bahwa sumber dana pembangunan Menara MUI itu berasal dari kekuatan ekonomi umat yang dikelola oleh lembaga wakaf MUI.
Pasalnya, selama ini MUI masih meminjam gedung milik Kementerian Agama yang terletak di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
"Jangan bicara kemandirian umat kalau MUI sendiri tak mandiri," ujar Lukman.
(kid/sur)