Jakarta, CNN Indonesia -- Balai
Taman Nasional Komodo (TNK) di Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkirakan kerusakan di kawasan hutan savana di Pulau Gili Lawa Darat akibat kebakaran pada Rabu lalu (1/8) akan segera pulih ketika musim penghujan datang mulai bulan September hingga awal tahun depan.
Kepala Balai TNK Budhy Kurniawan mengatakan proyeksi ini berasal dari karakter lingkungan di Gili Lawa, yaitu berupa savana, sehingga tidak ada upaya buatan yang bisa dilakukan, selain bergantung pada dukungan alam di sana.
Meski begitu, ia memproyeksi tak butuh waktu lama hingga tahunan untuk memulihkan bekas kebakaran di Gili Lawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan tidak (tahunan), karena tergantung curah hujan. Perkiraannya pada saat musim penghujan akan kembali seperti semula," ucapnya kepada
CNNIndonesia.com, Sabtu (4/8).
Namun, untuk mendukung pemulihan kerusakan hutan savana akibat kebakaran itu, pihak TNK akan menutup kawasan Gili Lawa hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Hal ini juga dilakukan untuk mendukung proses penyelidikan mengenai penyebab kebakaran.
"Jadi tidak bisa dinikmati lagi oleh pengunjung sebagai objek panorama alam. Saat ini, proses penyelidikan juga masih berlangsung dengan pemeriksaan saksi-saksi," katanya.
Di sisi lain, Budhy kembali menekankan bahwa dampak kebakaran hutan savana di Gili Lawa tidak mengganggu ekosistem dan habitat komodo karena kawasan itu tidak dihuni komodo. Namun, hanya sebagai salah satu spot wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
Sebelumnya, Kapolres Manggarai Barat AKBP Julisa Kusumowardono mengatakan pihaknya memeriksa 11 orang terkait kebakaran hutan savana di Gili Lawa. Delapan orang diantara saksi yang diperiksa merupakan pelaku wisata yakni pemandu wisata, kru kapal, dan wisatawan. Sementara tiga lainnya dari Balai TNK.
"Dugaan sementara keterlibatan orang yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan ini masih kami dalami," katanya.
(dal)