Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean enggan mengomentari cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai Jendral Kardus karena telah ingkar janji.
Ferdinand meragukan kicauan tersebut ditulis oleh Andi Arief.
"Saya enggak bisa komentar terkait itu yah, jangan-jangan itu bukan twitternya Andi Arief," kata Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean ditemui di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu malam (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi Arief melalui akun twitternya @AndiArief_ menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Akun twitter tersebut diikuti 61.800 pengikut. Akun itu dibuat Andi sejak tahun 2015
Kata Ferdinand, Demokrat masih melakukan komunikasi dengan Prabowo terkait Pilpres 2019 mendatang.
Diakuinya, sejauh ini tak ada gesekan apapun dengan pilihan Prabowo soal cawapres yang akan mendampinginya.
"Kami masih terus komunikasi, update terakhir yang saya tahu itu masih komunikasi," katanya.
Terkait pilihan memang diakui Ferdinand tampak alot, alasannya karena Demokrat tak ingin pilihan politik ini jatuh secara asal-asalan.
"Terkait nama kami serahkan ke Prabowo. Bukan enggak ada kesepakatan. Namanya kita ini Kita enggak ingin asal-asalan ya terutama keputusan-keputusan politik harus diambil dengan pertimbangan yang matang diambil dengan pertimbangan yang tidak mudah," katanya
Sementara itu, pantauan
CNNIndonesia.com sejak pukul 20.45 WIB tadi satu per satu petinggi Partai Demokrat menyambangi kediaman SBY.
Tak terpantau satu pun petinggi partai Gerindra yang hadir malam ini.
Padahal dari agenda yang tersebar seharusnya sejak pukul 20.00 WIB antara SBY dan Prabowo membahas terkait visi misi.
(ugo)