Heboh Wajah Lebam dan Jejak Kontroversi Ratna Sarumpaet

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 03 Okt 2018 12:36 WIB
Kabar kekerasan terhadap Ratna ini langsung membuat kubu Prabowo-Sandi bereaksi.
Ratna Sarumpaet (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis Ratna Sarumpaet kembali menyedot perhatian publik setelah sebuah foto mirip wajahnya dengan kondisi lebam beredar di media sosial dan ramai diberitakan sejak Selasa (2/10). Kerabat meyakini bahwa anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu telah menjadi korban penganiayaan.
Tindak kekerasan yang diduga menimpa Ratna Sarumpaet itu ternyata bukan satu-satunya peristiwa yang ramai diperbincangkan publik. Dalam 2018 ini, ada beberapa kejadian kontroversi yang melibatkan Ratna. Berikut daftarnya superti dirangkum CNNIndonesia.com.

17 September 2018

Melakukan jumpa pers di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Ratna Sarumpaet menuduh pemerintah sengaja memblokir dana sebesar Rp23 triliun di dalam rekening Ruben P.S. Marey.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruben mengadukan permasalahan ini ke Yayasan Ratna Sarumpaet Crisis Center. Kasus ini sampai melibatkan banyak pihak, termasuk World Bank dan The Federal Reserve (The Fed), Bank Sentral Amerika Serikat. Namun, sampai sekarang, kebenaran mengenai kasus dana triliunan rupiah ini belum bisa dipastikan kebenarannya.

16 September 2018
Puluhan massa menolak kehadiran Ratna Sarumpaet di pintu gerbang Bandara Hang Nadim, Batam. Kunjungan Ratna ke Batam untuk menjadi pembicara dalam diskusi yang dilaksanakan oleh Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) pun batal dilakukan. Baca di sini

25 Agustus 2018
Senada dengan peristiwa yang terjadi di Batam, kali ini Ratna Sarumpaet bersama Rocky Gerung ditolak untuk mengisi diskusi yang juga diselenggarakan oleh GSI di Pangkalpinang, Bangka Belitung. (Baca: Cerita Ratna Sarumpaet Dilarang Diskusi Bareng Rocky Gerung)

Kelompok massa yang tergabung dari sejumlah organisasi kepemudaan di Pangkalpinang menolak adanya kegiatan ini. Selain itu, diskusi ini juga belum memiliki izin yang dikeluarkan oleh Polda Bangka Belitung.

2 Juli 2018

Pemberhentian pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, juga tidak terhindar dari aksi kontroversial Ratna. Ia dan Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan terlibat adu mulut di posko tim pencarian.

Ratna yang mengaku mewakili keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun merasa tidak terima dengan keputusan pemberhentian pencarian dan langsung memotong pernyataan Luhut. (Baca: Ratna Sarumpaet Cekcok dengan Luhut di Posko KM Sinar Bangun)

Reaksi kubu Prabowo-Sandi

Kabar kekerasan terhadap Ratna Sarumpaet membuat kubu Prabowo-Sandi bereaksi. Mereka beramai-ramai mengutuk. Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menduga ada motif politik di balik penganiayaan yang dialami Ratna.

"Ya saya tidak tahu, tetapi dalam hari-hari seperti sekarang, mana ada yang tidak terkait dengan politik sih. Ya kan," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta. Meski tidak mengetahui ada ancaman sebelum kejadian, namun Fadli menyebut Ratna sebagai sosok yang vokal dan kritis. Sikap itu, kata Fadli, wajar dalam iklim demokrasi.

"Menurut saya dan itu tentu saja menjadi ancaman untuk demokrasi kita, menjadi ancaman juga bagi pemilu damai kita, karena Mbak Ratna juga tidak bisa dipisahkan sebagai salah satu seorang jurkamnas," ujar Wakil Ketua DPR RI tersebut.

Wakil Ketum DPR Fahri Hamzah pun menyatakan penganiayaan terhadap Ratna sebagai tindakan biadab. Inisiator #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera menyatakan akan melakukan perlawanan terkait tindakan penganiayaan yang menimpa Ratna Sarumpaet.

Prabowo pun mengaku telah bertemu dengan Ratna. Dia menilai kejadian itu bukan hanya penganiayaan, melainkan ancaman untuk tidak melaporkan kejadian itu kepada pihak manapun.

"Apa yang dialami Ibu Ratna ini tindakan yang di luar kepatutan, tindakan jelas melanggar HAM dan tindakan pengecut karena dilakukan terhadap ibu-ibu yang usianya sudah 70 tahun," kata Prabowo di Kertanegara IV, Jakarta Selatan.

Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Koalisi Adil Makmur Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais mengaku akan segera menemui Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait aksi penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet.

Dugaan operasi plastik

Koordinator Juru Debat (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Ratna dianiaya di dalam mobil di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Menurut penuturan Ratna, kata Dahnil, pengeroyokan itu terjadi pada 21 September 2018 lalu. Namun Ratna tidak langsung memberitahu siapapun karena takut. "Jadi sudah lama, tetapi kami baru tahunya tadi malam. Ternyata beliau ketakutan dan trauma sehingga tidak mengabarkan ke siapa-siapa," ucap Dahnil.

Informasi penganiayaan terhadap Ratna yang semakin viral itu juga manjadi atensi kepolisian. Akan tetapi, jajaran Polda Jabar memastikan tidak menerima laporan kejadian tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudho Wisnu Andiko justru mempertanyakan waktu dan tempat kejadian perkara (TKP) tindak penganiayaan itu.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Jabar, aparat malah menemukan fakta mengejutkan. Menurut laporan yang bereder luas di kalangan jurnalis itu, polisi menemukan fakta perbankan, sejak 20 hingga 24 September 2018, Ratna melakukan pendebetan rekening
di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika denga nominal puluhan juta rupiah.

Seteleh ditelusuri lebih lanjut, penyidik mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit bahwa Ratna dirawat di rumah sakit itu sejak 21 sampai 24 September 2018 dalam rangka operasi plastik.

Hal itu juga dikuatkan dengan adanya nama Ratna Sarumpaet dalam buku register rawat inap RS Bina Estetika pada Jumat 21 September 2018 pukul 17.00 WIB. Dan berdasarkan rekaman CCTV, Ratna keluar dari rumah sakit itu pada Senin 24 September 2018 pukul 21.28 WIB menggunakan taksi.

Namun, untuk memastikan kebenaran informasi hasil penyelidikan itu, kepolisian baru akan menggelar konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Rabu siang (3/10).

(dea/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER