Ternate, CNN Indonesia -- Sebanyak 45 ton bantuan kemanusiaan dari
Maluku Utara (Malut) untuk korban
gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, terancam rusak. Penyaluran tersebut masih terkendala transportasi untuk mengirim bantuan.
Penanggung jawab Posko Utama Kemanusiaan untuk Palu, Muchsin S. Abubakar mengatakan sejak dikumpulkan pada Minggu (30/9) lalu hingga Senin (8/10) bantuan tersebut belum disalurkan ke lokasi bencana.
Bantuan itu dikumpulkan di Masjid Al Munawwar Ternate sebagai titik Posko Utama Kemanusiaan untuk Palu. Pihak posko sebelumnya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi yang berjanji akan mendatangkan Pesawat Hercules untuk mengangkut barang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun pemerintah terkesan lamban. Hingga kini tidak ada kepastian kapan Hercules itu datang," kata Muchsin kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/10).
Hingga kini, Posko Utama baru menyalurkan satu kontainer bantuan seberat 5 ton ke Palu. Bantuan berupa makanan siap santap tersebut dikirim melalui jalur laut dan tiba di Palu pada Senin dini hari.
Sementara sebagian besar bantuan masih menumpuk di Masjid Al Munawwar.
"Alhamdulillah, bantuan ini sudah kami kirim satu kontainer ke Palu dan sudah tiba tadi malam pukul 01.00 WIT. Kami kirim lebih dulu bantuan berupa makanan yang kami takutkan jangan sampai rusak di penampungan," kata Muchsin.
Posko Penggalangan Bantuan di Provinsi Maluku Utara untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terancam busuk. (CNN Indonesia/Sahril) |
Selain mengumpulkan puluhan ton barang yang terdiri atas kebutuhan bayi serta makanan siap santap dan pakaian, Posko Utama tersebut juga telah menggalang dana lebih dari Rp600 juta. Bantuan tersebut berasal dari 10 kabupaten/kota di Maluku Utara.
Muchsin mengklaim jumlah bantuan yang terkumpul di posko merupakan yang terbanyak di Indonesia.
"Malam ini juga ada paket bantuan yang kami kirim menggunakan Kapal Feri melewati Bitung. Kami lebih prioritas terutama makanan siap saji. Juga sudah kami kirim 8 orang tenaga medis ke Palu dan Donggala untuk membantu pengungsi di sana," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga korban gempa dan tsunami di Palu mengeluhkan penyaluran bantuan logistik dari pemerintah. Mayoritas korban yang ditemui CNNIndonesia.com mengeluhkan lambatnya pengiriman dan minimnya jumlah bantuan logistik yang diberikan.
Leli, warga Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengatakan bantuan baru sampai di lokasinya pada Sabtu (6/10). Bantuan itu pun, menurutnya, hanya berupa dua bungkus mie instan dan satu kaleng ikan makerel untuk dua kepala keluarga.
"Sedikit juga bantuannya. Ya sebelum itu warga sini makan hasil perkebunan saja," kata Leli Minggu (7/10).
Jumlah korban meninggal dalam musibah gempa dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga Senin (8/10) pukul 13.00 Wita bertambah menjadi 1.948 orang.
(srl/pmg)