Palembang, CNN Indonesia -- Penemuan bangkai
paus sperma dengan isi perut penuh sampah plastik yang terdampar di kawasan Taman Nasional
Wakatobi,
Sulawesi Tenggara menjadi perhatian pemerintah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya telah menerjunkan tim peneliti dari kalangan akademis untuk meneliti penyebab tewasnya paus kepala kotak atau physeter macrocephalus ini.
"Memang ada teorinya, katanya paus kan makan ubur-ubur. Karena plastik itu bening-bening rada-rada mirip ubur-ubur jadi dimakan saja gitu. Itu lagi diteliti," ujar Siti Nurbaya saat di Palembang, Rabu (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti berujar, enam kilogram sampah plastik di dalam perut paus itu jumlah yang cukup signifikan. Dirinya meminta agar kasus ini terus diteliti oleh akademi perikanan dan kelautan sehingga bisa dilihat dari sisi akademik.
Ia menyebut bahwa presiden telah menginstruksikan agar dilakukan penanganan sampah laut bekerjasama dengan beberapa kementerian lain yang dikoordinasikan Menko Maritim. Sebab, 80 persen sampah laut berasal dari darat, maka penanganannya pun mesti dari hulu ke hilir, baik dari rumah tangga, industri, dan lainnya.
Siti pun mengumbar bahwa pemerintah sudah memiliki rencana aksi, mulai dari regulasinya sampai kepada perencanaan terapan.
"Kita merencanakan di tahun 2025 sudah bisa ditangani. Kita sebetulnya produksi sampah plastik sampai 9,8 juta ton. Ini menjadi pekerjaan besar," ujar dia.
Untuk langkah awal, Kementerian LHK sudah melakukan penelitian di 18 kota untuk mengecek kadar polusi sampah di sungai. Namun pihaknya menargetkan untuk melakukan penelitian di lebih banyak daerah karena 18 kota tidak cukup sebagai pembanding wilayah Indonesia yang sangat luas.
Lebih lanjut, Siti menyebut bahwa sungai Musi di Palembang termasuk diantara 26 kota di Indonesia yang diprioritaskan untuk selalu dijaga kebersihan sampah sungai dan pantainya.
[Gambas:Video CNN] (eks/eks)