Suka Cita Natal di Tengah Duka Tsunami Selat Sunda

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Rabu, 26 Des 2018 06:28 WIB
Tak seperti perayaan Natal yang penuh keriaan, Jemaat Gereja Pantekosta Rahmat Carita, Pandeglang sore tadi menggelar ibadat Natal dengan penuh kesederhanaan.
Perayaan Natal yang penuh keriaan, Jemaat Gereja Pantekosta Rahmat Carita, Pandeglang sore tadi menggelar ibadat Natal dengan penuh kesederhanaan. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Pandeglang, CNN Indonesia -- Tak seperti perayaan Natal yang penuh keriaan, jemaat Gereja Pantekosta Rahmat Carita, Pandeglang Selasa sore (25/12) menggelar ibadat Natal dengan penuh kesederhanaan dan rasa haru.

Hal itu serta merta terjadi mengingat di wilayah tersebut baru saja terkena bencana tsunami, tepatnya pada Sabtu (22/12) malam.

Ibadat Natal pun dipersingkat, dari semula direncanakan berlangsung selama tiga jam, menjadi hanya berlangsung selama dua jam. Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, ibadat Natal dimulai pukul 16.00 dan berakhir sekitar pukul 18.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jumlah jemaat yang hadir pun terbilang sedikit, kurang lebih hanya sekitar 50 orang saja. Sebab, banyak jemaat gereja yang masih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Padahal, saat ibadat Natal biasanya jemaat bisa mencapai 200 orang. Biasanya pun pengelola gereja memasang tenda di halaman untuk menampung para jemaat.

CNNIndonesia.com, turut mengikuti ibadat Natal tersebut. Ibadat Natal tetap berlangsung dengan khusuk dan penuh khekidmatan meski dilakukan secara sederhana.

Ibadat Natal dimulai dengan memanjatkan doa untuk para korban meninggal dan masyarakat yang terdampak peristiwa tsunami. Kemudian dilanjutkan dengan nyayian pujian.


Setelahnya, pendeta gereja setempat menyampaikan firman sekaligus memberikan khotbah.

Ibadat Natal itupun kemudian ditutupkan dengan lagu 'Selamat Hari Natal'.

Dina, seorang jemaat gereja menyampaikan pengalamannya atas perayaan Natal yang ia rasakan tahun ini. Ia mengungkapkan suka cita Natal yang ia rasakan sangatlah berbeda dengan suka cita Natal yang selama ini dirasakan.

"Saya sudah berumur 34 tahun, baru kali ini saya merasakan suka cita tapi berduka, di mana saudara-saudara kami mengalami musibah," tutur Dina.


Dina pun memaknai perayaan Natal tahun ini sebagai cara Tuhan untuk mengingatkan agar lebih peduli dan menghargai sesama manusia.

"Selagi ada kesempatan mari kita berbagi kasih kepada mereka yang sama-sama hidup," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Uli. Baginya, suka cita Natal kali ini diwarnai dengan kesedihan. Pasalnya beberapa hari sebelumnya terjadi peristiwa tsunami.

"Natal kali ini senang, tapi di satu sisi sedih, karena sebelum Natal ada tsunami datang ke sini," ucap Uli.

Makna serupa pun dirasakan oleh Ana. Ia merasakan Natal kali ini tak bisa dirasakan dengan penuh suka cita, karena ada rasa pilu yang juga ia rasakan.


"Suka cita Natal enggak full, bukan kita enggak suka cita Natal, tapi karena ada rasa sedih melihat saudara-saudara kami yang tertimpa musibah," tutur Ana.

Tonton juga video: Pengungsian di Lampung Selatan Belum Memadai
[Gambas:Video CNN] (lav/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER