Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi memeriksa delapan saksi terkait kasus tewasnya seorang
polisi di Depok bernama Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Matheus.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan pemeriksaan dilakukan terhadap kerabat dan saksi-saksi lainnya.
"Mulai dari penjaga makam, kemudian anggota yang menemukan pertama, tetangga yang kita tanyakan," kata Argo di Polda Metro Jaya, Rabu (2/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata dia, polisi belum meminta keterangan keluarga karena masih dalam keadaan berduka. Sambil menunggu, polisi sedang mengidentifikasi senjata milik Matheus yang ditemukan di dekat korban.
"Kami masih menunggu labfor terkait dengan senpi, jenisnya, berapa peluru isinya. Yang kita dapat baru pertama adalah CCTV yang ada di lingkungan keluarga korban maupun di lingkungan TKP," kata Argo.
Dari pantauan CCTV, terlihat Matheus berangkat dari rumah sendirian menggunakan sepeda motor.
"Selanjutnya kita menemukan sepeda motor yang terparkir rapi dan surat-surat dari korban dan senpi sudah keluar dari sarung tangannya," kata Argo.
Menurut Argo, senjata api atau senpi sudah keluar dari tempatnya dan ditemukan di atas rumput di sekitar tubuh korban.
Polisi menemukan sebuah luka tembakan di tubuh Matheus. Dugaan sementara tidak ada jarak antara senjata dan kepala.
Hingga kini Argo mengatakan polisi masih menyelidiki dan belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya Matheus.
Warga menemukan jenazah Bripka Matheus yang mengenakan penutup kepala di TPU Mutiara Pancoran Mas Depok, Senin (31/12) pukul 18.30 WIB.
Warga bersama anggota Polsek Pancoran Mas membawa korban ke Rumah Sakit Bhakti Yuda. Nyawa Matheus tak terselamatkan. Jasad Matheus telah menjalani autopsi kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
(ugo/ctr)