Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Perusakan Massa Berbaju Hitam

CNN Indonesia
Kamis, 02 Mei 2019 15:36 WIB
Polda Metro Jaya membentuk tim khusus mengusut massa berbaju hitam yang diduga melakukan perusakan di halte Transjakarta, Tosari, saat May Day.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki insiden perusakan pagar halte Transjakarta Tosari, yang diduga dilakukan oleh kelompok massa berbaju hitam saat peringatan hari buruh Internasional alias May Day, Rabu (2/5) kemarin.

"Kita sudah bentuk tim khusus untuk penyelidikan terkait itu ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis (2/5).

Argo menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan apakah kelompok berbaju hitam itu dikoordinir oleh pihak tertentu atau tidak. Sebab, kata Argo, sampai saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki insiden tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih kita selidiki ya," ujarnya.

PT Transjakarta telah melaporkan aksi perusakan pagar pembatas di Halte Busway Transjakarta Tosari ke Polda Metro Jaya.

"Sudah (dilaporkan ke Polda Metro Jaya), tadi malam melaporkan terjadinya perusakan," kata Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph saat dikonfirmasi, Kamis (2/5).

Pagar halte itu dirusak oleh sekelompok orang berbaju hitam. Pagar itu ambruk setelah terjadi dorong-dorongan antara massa aksi dan polisi.

Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut insiden kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah saat aksi Hari Buruh, Rabu (1/5) kemarin, dipicu oleh kelompok Anarcho Syndicalism.

Kata Tito, kelompok tersebut identik dengan aksi vandalisme dan simbol huruf A. Kelompok itu bukan fenomena lokal, melainkan fenomena internasional yang sudah berkembang di luar negeri.

Mereka disebut Tito menganut doktrin bahwa pekerja itu jangan diatur. Biarkan pekerja menentukan sendiri.

Tito mengatakan kelompok anarcho syndicalism ada di sejumlah negara, antara lain Rusia, Eropa, Amerika Selatan, serta Asia.

Di Indonesia, sambung Tito, diperkirakan baru berkembang beberapa tahun terakhir. Tito menyebut pada tahun lalu kelompok itu muncul di Yogyakarta dan Bandung.

"Sekarang juga ada di Surabaya, ada di Jakarta, dan mereka sayangnya melakukan aksi kekerasan, vandalism, coret-coret simbol A, ada yang merusak pagar," ujar Tito (dis/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER