Jakarta, CNN Indonesia -- Pimpinan
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi berinisial EY disebut memiliki kemampuan untuk memodifikasi pemicu bom hingga bisa menggunakan jaringan
Wi-Fi.
"Kelompok JAD Bekasi ini dengan amirnya EY betul-betul sudah mampu memodifikasi jenis-jenis bom yang cukup modern," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (10/5).
Selain menargetkan aparat kepolisian, kata Dedi, kelompok JAD Bekasi juga menarget kerumunan massa yang mungkin akan melakukan aksi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada saat pengumuman hasil Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dedi, EY sudah memprediksi bahwa alat pengacak sinyal telepon (
jammer) bakal dipasang pada saat aksi di KPU itu berlangsung. Atas dasar itulah, EY kemudian memodifikasi sistem pemicu bom dengan menggunakan wi-fi, dan tidak lagi menggunakan sinyal telepon.
"Dia sudah memodifikasi
switching bomnya dengan menggunakan router. Dia
booster sudah menggunakan Wi-Fi, kalau Wi-Fi tentunya sampai saat ini belum ada
jammer yang bisa menghalangi Wi-Fi," tutur Dedi.
 Ilustrasi router Wi-Fi. ( Linksys) |
Dengan menggunakan Wi-Fi itu, lanjutnya, EY bisa melancarkan aksi serangan bom dari radius hingga satu kilometer.
"Dengan dia menaruh beberapa ransel, dia tinggal ledakinnya dari jarak sekilo dengan menggunakan
handphone dia, entah [diledakkan] satu-satu atau sekaligus," ucap Dedi.
Dedi mengungkapkan EY diketahui memang memiliki latar belakang kemampuan elektronik. Selain itu, EY juga memiliki kemampuan untuk mereparasi
handphone.
Berdasarkan pengakuan EY, kemampuan itu diperoleh dengan belajar dari sejumlah situs dan media sosial. EY diketahui juga pernah melihat bagaimana modifikasi bom itu telah dipraktikkan di Suriah, Irak, dan Srilanka.
"Bom ini berhasil dipraktikkan sehingga memacu, memotivasi EY untuk memperdalam bagaimana caranya membuat
mother of satan, bom ini dengan menggunakan alat pemicu pake Wi-Fi, bukan dengan sinyal
handphone," kata Dedi.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap EY yang diketahui merupakan amir dari JAD Bekasi. Selain itu, Densus menangkap YM alias Kautsar yang diketahui merupakan anak buah dari EY. Keduanya ditangkap pada Rabu (8/5).
 Lokasi penggerebekan terduga pelaku teroris, di kawasan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (5/5). ( ANTARA FOTO/Risky Andrianto) |
Penangkapan terhadap EY tersebut bermula dari penemuan dua buah bom pipa di toko
handphone 'Wanky Cell' di daerah Bekasi. Dua buah pom pipa itu diketahui memiliki daya ledak tinggi atau
high explosive.
Densus 88 diketahui juga telah menangkap delapan terduga teroris jaringan JAD Lampung. Delapan terduga teroris ini ditangkap di sejumlah daerah, yakni Bitung, Tegal, dan Bekasi.
[Gambas:Video CNN] (dis/arh)