Jakarta, CNN Indonesia --
Pemilu Legislatif 2019 bak seleksi alam. Banyak para pemain lama di Senayan terdepak. Gantinya, wajah baru yang potensial bermunculan. Peran kebijakan parpol dalam pembagian daerah pemilihan (dapil) sangat berpengaruh.
DPR jilid baru pun diprediksi tak banyak berubah.
Beberapa anggota DPR yang tersingkir, misalnya, adalah tiga politikus kawakan PDIP. Yakni, Maruarar Sirait yang juga Ketua Steering Comitee Piala Presiden 2019; Wakil Ketua Kaukus Pancasila DPR Eva Sundari; dan juru kampanye TKN Jokowi-Ma'ruf Amin yang juga penggagas UU Desa, Budiman Sudjatmiko.
Sementara calon anggota legislatif baru yang diprediksi lancar raih kursi dewan ialah politikus PAN Abraham Lunggana alias Haji Lulung, caleg partai Gerindra Habiburokhman dan Andre Rosiade, caleg PDIP Johan Budi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai tersingkirnya sejumlah wajah lama di DPR yang punya rekam jejak mumpuni terkait dengan perpindahan daerah pemilihan (dapil). Ia mencontohkan Maruarar yang dipindah dari daerah Subang-Sumedang ke daerah Cianjur, Budiman pindah dari Dapil Jawa Tengah menjadi Dapil Jawa Timur.
"Bukan perkara mudah petahana membangun basis dengan persaingan intens. Jadi partai ini ya sesuai seleranya lah dan suasana hatinya. Mungkin dulu prioritas lolos, sekarang kan enggak," ucap dia, kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (21/5).
 Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku akan berhenti jadi caleg jika gagal pada Pileg 2019. ( CNN Indonesia/Bimo Wiwoho) |
Soal wajah-wajah baru yang masuk DPR, Adi memprediksi mereka bakal vokal di Senayan nantinya.
"Mereka yang gemilang bisa kita lihat pasti [berlatar belakang] aktivis, para juru bicara Tim Kampanye Nasional dan Badan Pemenangan Nasional, seperti Andre Rosiade, saya kira akan langsung vokal," kata Adi.
Namun, Adi berpendapat kevokalan mereka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap produk DPR, seperti undang-undang, jika mereka hanya kader biasa. Pengecualian terjadi jika orang-orang ini memiliki jabatan khusus seperti ketua fraksi atau ketua komisi.
"Karena seluruh keputusan politik yang melibatkan banyak fraksi sekalipun akan melalui prosedur. Jadi wajah baru caleg terpilih itu tidak akan ada jaminan. Tanpa persetujuan pimpinan fraksi dan pimpinan [parpol] ya enggak bisa. Tapi mereka memberikan suatu penyegaran lah," jelas Adi.
Peta SenayanDPR juga diprediksi tidak mengalami perubahan signifikan jika para anggota dewan tidak berimbang dalam menjalankan tugasnya. Adi menyebut saat ini kondisi DPR lebih banyak mengawasi pemerintah ketimbang membuat produk perundangan.
"Kalau mental model DPR enggak berubah ya DPR pengerjaan utama masih jauh api dari panggang. Energinya habis memantau pemerintah. Giliran legislasi, ya prolegnas kita tidak jalan," jelas dia.
 Petugas Satpol PP membersihkan baliho caleg-caleg. ( CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Terakhir, Adi memprediksi parlemen akan terbagi menjadi dua bagian, yakni pro pemerintah dan oposisi. Namun kali ini komposisinya bakal berat sebelah. Sebab partai yang benar-benar mendukung oposisi, kata Adi, hanya Partai Gerindra dan PKS.
"Bakal terbelah dua tapi kompoisisnya enggak berimbang. Kecenderungannya ada di 01 sekitar 60 persen lah. Karena kecenderungan PAN dan Demokrat akan bergabung bisa jadi 80 persen dan 20 persen sisanya oposisi," tutup dia.
Saat dihubungi, Habiburokhman mengaku siap untuk mengawal jalannya produk hukum yang dikeluarkan DPR.
"Ya tentu saya akan fokus berjuang di bidang hukum baik dalam hal pengawasan aparat penegak hukum yang menjadi mitra maupun dalam konteks merancang regulasi," katanya kepada
CNNIndonesia.com.
Dia juga menegaskan dalam Partai Gerindra penempatan kader akan dilakukan berdasarkan latar belakang. Karena itu secara terang-terangan dirinya menyatakan ambisi masuk di Komisi III DPR RI.
"Saat ini ada beberapa UU penting yang mangkrak seperti RKUHP dan KUHAP, saya akan pelajari detail dulu masalahnya seperti apa untuk kemudian bisa mensikapi secara tepat. Intinya saya akan maksimalkan diri saya sebagai orang hukum di DPR," tutup dia.
 Politikus Partai Gerindra sekaligus jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade (kiri) disebut lolos ke DPR. ( Dok. Andre Rosiade) |
Diketahui, Habiburokhman berlatarbelakang Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra dan banyak dikenal sebagai Ketua Dewan Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Ia banyak bersinggungan dengan kasus-kasus soal penistaan agama hingga menangani kasus ujaran kebencian.
Sementara, Abraham Lunggana alias Lulung sempat menjabat Wakil Ketua DPRD DKI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia merupakan seorang pengacara dan tokoh Betawi. Ia juga dikenal sering berpolemik dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Terakhir, Johan Budi diketahui sebelumnya menjabat sebagai Juru Bicara kepresidenan. Jauh sebelum menjadi juru bicara ialah seorang wartawan Tempo. Dalam perjalanan karirnya ia juga pernah menjabat sebagai Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
[Gambas:Video CNN] (ctr/arh)