Jakarta, CNN Indonesia -- Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma)
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY) menjelaskan alasan mengapa pihaknya tidak ingin melakukan politik identitas selama masa kampanye
Pemilu 2019 berlangsung. Dia menyebut Demokrat tidak menginginkan perpecahan hanya karena persaingan politik yang bersifat sementara.
"Kami tidak ingin hanya karena kontestasi yang sifatnya tidak permanen, kemudian polarisasi anak bangsa terpecah belah," ucap AHY dalam acara buka puasa bersama petinggi Demokrat di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta, Senin (27/5).
Ia menegaskan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai agama, suku, dan etnis sehingga sangat rentan terjadi perpecahan. Demokrat, kata AHY, tidak ingin itu terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, polarisasi yang berujung perpecahan tidak boleh jadi tradisi perpolitikan Indonesia. Kontestasi politik harus tetap berakhir dengan kesejukan.
AHY mengamini bahwa setiap keputusan yang diambil selalu berbuntut konsekuensi. Salah satunya ketika Demokrat enggan menggunakan politik identitas. Ia menegaskan Partai Demokrat menerima segala konsekuensi yang ada, termasuk mendapat cacian berbagai pihak.
"Itu pilihan kita, tentu dengan segala konsekuensi kita dicap ini dan itu. Kata-kata kasar, kata-kata keji dilontarkan tetapi kita tetap teguh pada pendirian bahwa kami ingin meyakinkan Partai Demokrat hadir dan terus berjuang menjaga NKRI, merawat kebhinekaan," kata AHY.
Konsekuensi lain, lanjutnya, yakni perolehan suara Demokrat yang tidak mencapai target. Ia mengatakan bahwa partainya bertekad meraih minimal 10 persen suara. Namun itu tidak terjadi. AHY menyebut Demokrat hanya memperoleh sekitar 7,77 persen atau setara dengan 54 kursi DPR.
AHY tidak ingin larut dalam kekecewaan. Ia meminta para kader Demokrat agar bersikap serupa.
Ia menyebut, perolehan suara tersebut tetap harus disyukuri. Terlebih, mayoritas lembaga survei kerap merilis elektabilitas Demokrat hanya sekitar 4 persen.
"Patut disyukuri karena kita tahu berbagai lembaga survei sebelum pemilu dilaksanakan memprediksi Partai Demokrat hanya di kisaran 4 persen saja," ucap AHY.
(bmw/rea)