Sidang Putusan MK, Jalan Merdeka Selatan Jadi Tempat Parkir
CNN Indonesia
Kamis, 27 Jun 2019 17:02 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Ruas Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat hari ini berubah menjadi lahan parkir liar kendaraan bermotor roda dua hingga roda empat. Hal tersebut tak lepas dari keberadaan massa aksi yang mengawal sidang pembacaan putusan atas sengketa hasil Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat hari ini.
Seperti dilansir dari Antara, ratusan kendaraan bermotor roda dua berjajar empat sampai lima baris sehingga hampir menutupi sebagian Jalan Medan Merdeka Selatan. Lokasi penumpukan kendaraan itu berada di depan komplek Tugu Monumen Nasional (Monas) sekitar 300 meter menuju pintu masuk parkir IRTI Monas.
Untuk menjaga ketertiban parkir liar tersebut, tampak beberapa relawan dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 hingga warga sekitar yang membantu.
"Saya hanya membantu menjaga dan menata motor dari saudara-saudara kami yang menyampaikan aspirasinya di depan MK," kata Asep, 52, Relawan PA 212 yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.
Asep mengatakan bersama rekannya, Rahman, 48, sudah membantu peserta aksi yang ingin memarkir kendaraan mereka di sana sejak pagi tadi. Namun, ia menegaskan tak mengambil tarif dari bantuan yang diberikan.
"Na'udzubillahimindzalik, saya tidak menarik tarif sama sekali dari mereka. Saya ikhlas menjaganya, mereka semua saudara saya," kata Asep.
Berbeda halnya dengan Parni, 55, warga dari Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Parni mengatakan ia turun membantu menjaga dan menata parkir liar kendaraan di Jalan Medan Merdeka Selatan itu karena kawasan parkir IRTI Monas sudah penuh.
"Di dalam IRTI penuh, jadi saya mencoba jadi tukang parkir dadakan," kata Parni.
Dikonfirmasi terpisah, Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat menyesalkan terjadinya parkir liar di jalan tersebut. Pasalnya, itu menambah kepadatan lalu lintas sementara polisi pun telah menutup beberapa ruas jalan demi mengamankan sidang putusan di MK.
"Harusnya ini tidak boleh parkir di pinggir Jalan Medan Merdeka Selatan," kata Kepala Satlantas (Kasat Lantas) Polres Jakarta Pusat, Kompol Sri Widodo.
Dia mengatakan penumpukan parkir liar kendaraan bermotor roda dua hingga berjajar empat baris dapat mengakibatkan kemacetan karena menutup hampir setengah Jalan Medan Merdeka Selatan dari Jalan Budi Kemuliaan.
"Apabila semakin banyak, ini menjadi potensi kemacetan. Makanya akan saya usir-usir tapi tidak ada pemiliknya," ujar Polisi berpangkat Perwira menengah itu.
Sidang putusan sengketa Pilpres 2019 digelar mulai pukul 12.30 WIB di ruang sidang MK hari ini. Namun, massa yang mengawal sidang putusan itu meski tak boleh mendekat ke Gedung MK telah berada di kawasan Patung Arjuna Wijaya alias Patung Kuda sejak pagi tadi.
Perkara ini yang dimohonkan kubu Prabowo-Sandi ini diregister MK dengan nomor 01/PHPU-PRES/XVII/2019. Kubu Prabowo-Sandi menuding telah ada kecurangan bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam pelaksanaan pilpres. Dalam sidang sengketa pilpres ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi pihak termohon, paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf menjadi pihak terkait, dan Bawaslu RI hanya menjadi pihak pemberi keterangan.
[Gambas:Video CNN] (antara/kid)
Seperti dilansir dari Antara, ratusan kendaraan bermotor roda dua berjajar empat sampai lima baris sehingga hampir menutupi sebagian Jalan Medan Merdeka Selatan. Lokasi penumpukan kendaraan itu berada di depan komplek Tugu Monumen Nasional (Monas) sekitar 300 meter menuju pintu masuk parkir IRTI Monas.
Untuk menjaga ketertiban parkir liar tersebut, tampak beberapa relawan dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 hingga warga sekitar yang membantu.
"Saya hanya membantu menjaga dan menata motor dari saudara-saudara kami yang menyampaikan aspirasinya di depan MK," kata Asep, 52, Relawan PA 212 yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.
Asep mengatakan bersama rekannya, Rahman, 48, sudah membantu peserta aksi yang ingin memarkir kendaraan mereka di sana sejak pagi tadi. Namun, ia menegaskan tak mengambil tarif dari bantuan yang diberikan.
Berbeda halnya dengan Parni, 55, warga dari Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Parni mengatakan ia turun membantu menjaga dan menata parkir liar kendaraan di Jalan Medan Merdeka Selatan itu karena kawasan parkir IRTI Monas sudah penuh.
"Di dalam IRTI penuh, jadi saya mencoba jadi tukang parkir dadakan," kata Parni.
 Pedagang memanfaatkan banyaknya massa peserta aksi yang mengawal sidang putusan sengketa Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra) |
Dikonfirmasi terpisah, Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat menyesalkan terjadinya parkir liar di jalan tersebut. Pasalnya, itu menambah kepadatan lalu lintas sementara polisi pun telah menutup beberapa ruas jalan demi mengamankan sidang putusan di MK.
"Harusnya ini tidak boleh parkir di pinggir Jalan Medan Merdeka Selatan," kata Kepala Satlantas (Kasat Lantas) Polres Jakarta Pusat, Kompol Sri Widodo.
Dia mengatakan penumpukan parkir liar kendaraan bermotor roda dua hingga berjajar empat baris dapat mengakibatkan kemacetan karena menutup hampir setengah Jalan Medan Merdeka Selatan dari Jalan Budi Kemuliaan.
"Apabila semakin banyak, ini menjadi potensi kemacetan. Makanya akan saya usir-usir tapi tidak ada pemiliknya," ujar Polisi berpangkat Perwira menengah itu.
Sidang putusan sengketa Pilpres 2019 digelar mulai pukul 12.30 WIB di ruang sidang MK hari ini. Namun, massa yang mengawal sidang putusan itu meski tak boleh mendekat ke Gedung MK telah berada di kawasan Patung Arjuna Wijaya alias Patung Kuda sejak pagi tadi.
Perkara ini yang dimohonkan kubu Prabowo-Sandi ini diregister MK dengan nomor 01/PHPU-PRES/XVII/2019. Kubu Prabowo-Sandi menuding telah ada kecurangan bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam pelaksanaan pilpres. Dalam sidang sengketa pilpres ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi pihak termohon, paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf menjadi pihak terkait, dan Bawaslu RI hanya menjadi pihak pemberi keterangan.
[Gambas:Video CNN] (antara/kid)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK