BMKG: Suhu di Indonesia Naik 0,5 Derajat Celsius pada 2030

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jul 2019 14:37 WIB
Hasil analisis BMKG mengungkap tren suhu Indonesia meningkat 0,5 derajat pada 2030 dan potensi kekeringan meningkat 20 persen dibanding sekarang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada tren peningkatan suhu udara di Indonesia sebesar 0,5 derajat celsius pada 2030.

"Big data analytics BMKG menunjukkan tren peningkatan suhu udara sebesar 0,5 derajat celcius dari kondisi saat ini di Indonesia pada tahun 2030 nanti," kata perempuan yang karib disapa Rita itu dalam pembukaan Rakornas BMKG, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/7).

Selain kenaikan suhu udara, Rita menyatakan potensi kekeringan bakal meningkat 20 persen pada 2030 dari kondisi yang terjadi saat ini di Pulau Sumatera bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebaliknya pada musim hujan jumlah hujan lebat hingga ekstrem juga cenderung meningkat hingga 40 persen dibandingkan saat ini," kata mantan Rektor UGM tersebut.


BMKG: Suhu di Indonesia Naik 0,5 Derajat Celsius pada 2030Anak-anak bermain di sungai Ciliwung yang mulai menyusut debit airnya saat musim kemarau di Kampung Kebon Jukut, Babakan Pasar, Kota Bogor, Jawa Barat, 2 Juli 2019. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Menurut Rita, dari sejumlah prediksi yang akan terjadi di masa depan butuh langkah antisipasi lebih dini agar masyarakat mampu beradaptasi dan melakukan mitigasi secara tepat.

Ia menilai inovasi berbasis big data analytics dan intelijen artifisial merupakan keniscayaan untuk menjaga ketangguhan dalam mengantisipasi dan menghadapi berbagai tantangan.

Rita menyebut sejumlah inovasi yang dilakukan BMKG antara lain dengan membuat peralatan pemantau cuaca otomatis, sistem prakiraan cuaca berbasis dampak, sistem digital peringatan dini kekeringan meteorologis, dan sistem digital menerima informasi gempa bumi dan tsunami.

"Dengan inovasi digital ini diharapkan koordinasi dan sinergi antar-kementerian lembaga dan pihak terkait akan lebih efektif cepat dan tepat berbasis kepada data sharing dan integrasi serta blended informasi dan analisis," ujarnya.


[Gambas:Video CNN]

(fra/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER