Jakarta, CNN Indonesia -- Budayawan Palembang yang juga Ketua Yayasan Tandipulau Erwan Suryanegara berencana membuktikan pernyataan
Ridwan Saidi ngawur terkait
Kerajaan Sriwijaya fiktif dengan konten tandingan. Erwan menganggap video tandingan itu perlu agar publik tidak termakan pernyataan kontroversial Ridwan.
Sebelumnya, Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebut Kerajaan Sriwijaya fiktif dan hanya kelompok bajak laut.
"Prinsipnya, karya video YouTube itu akan dijawab dengan karya video YouTube. Karena dengan prinsip itu pula sebuah karya tulis harus dijawab dengan karya tulis agar clear. Harapan dengan membuat counter ini akan menjadi pembanding atau menjadi pembantah dari pernyataan kontroversial tersebut," ujar Erwan, Rabu (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwan mengaku sudah berdiskusi dengan sejumlah pihak. Di antaranya Staf Ahli Walikota Palembang, praktisi budaya, sejarawan, serta arkeolog khususnya yang mendalami artefak peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Budayawan-budayawan dari Yayasan Tandipulau sudah mulai mempersiapkan konten video yang akan diunggah di akun kanal Jelajah Sumsel. Diperkirakan 3-4 hari ke depan video tersebut sudah selesai diolah dan diunggah.
Nantinya, video yang akan dibuat oleh kalangan budayawan dan sejarawan Palembang itu, bakal menyajikan fakta sejarah yang berdasarkan data artefaktual arkeologis. Baik hasil penelitian temuan arkeolog Sumatera Selatan, mau pun nasional dan internasional terkait Kerajaan Sriwijaya.
"Pernyataan Ridwan Saidi itu ngawur. Padahal selama ini, Sriwijaya sudah dikaji baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Sehingga ditemukan bukti-bukti artefaktual arkeologis, berupa arca, prasasti, dan candi. Data artefaktual ini, kenapa dikatakan fiktif," kata Erwan.
"Ini yang akan kita perjelas di video Youtube yang akan kita buat nanti," lanjutnya.
Erwan lalu meminta kepada Ridwan Saidi serta pemilik akun kanal Macan Idealis untuk meminta maaf karena telah menyebarkan informasi yang keliru kepada masyarakat. Dia juga mendesak pemilik akun kanal Macan Idealis untuk menghapus 2 video yang telah diunggah.
"Kalau cara-cara ini tidak digubris, kami akan menempuh jalur hukum. Kita somasi melalui pengacara kita, kalau tidak juga ditanggapi. Kita laporkan ke polisi karena ini termasuk kejahatan ITE," kata Erwan.
Diketahui, akun kanal Youtube Macan Idealis menunggah 2 video berjudul Kerajaan Sriwijaya palsu dan fiktif serta hanyalah bajak laut yang beroperasi di wilayah nusantara. Video tersebut diunggah pada Jumat (23/8) serta Minggu (25/8).
Dalam video tersebut, Vasco Ruseimy berbincang bersama Ridwan Saidi mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya yang palsu dan fiktif. Ridwan Saidi pun berujar Kerajaan Sriwijaya sebenarnya hanyalah bajak laut yang beroperasi di perairan nusantara untuk merampok kapal perdagangan pada abad ke-7.
(bmw/idz)