Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko menduga ada provokator yang mengakibatkan seorang
anggota TNI AD tewas dan sejumlah anggota Polri terluka saat bentrok dengan massa yang menggelar demonstrasi di Kabupaten Deiyai,
Papua, Rabu (28/8).
Anggota TNI yang tewas terkena panah itu diduga bernama Serda Rikson. Jenazahnya segera dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.
"Ya, memang ada (provokator). Memang ada. Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif. Sekarang betul-betul sedang masif," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Moeldoko mengaku sudah meminta laporan dari Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Joppye Onesimus Wayangkau terkait kabar enam orang tertembak di Papua.
Menurut Moeldoko, dari kabar yang dirinya terima, seorang anggota TNI tewas dan dua anggota Polri luka-luka.Namun, kata mantan Panglima TNI itu, dalam pemberitaan
Reuters dilaporkan enam masyarakat sipil tewas diberondong oleh aparat keamanan.
Moeldoko menyebut kebenaran dari laporan yang ditulis media asing itu masih belum jelas sampai saat ini.
"Sementara dari Pangdam tadi, karena Pangdam dengan Panglima TNI baru turun dari pesawat, sementara jawabannya seperti itu. Belum ada laporan," ujarnya.
Moeldoko berkata kondisi Papua yang semakin panas ini tak terlepas dari kegusaran kelompok poros politik dan bersenjata. Ia menyebut kelompok yang memperjuangkan Papua merdeka itu cemas dengan pembangunan yang dilakukan pemerintahan Jokowi di Bumi Cenderawasih.
"Kecemasan yang dihadapi oleh mereka adalah dia tak bisa lagi membohongi rakyat. Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar bahwa Papua itu begini, begini," tuturnya.
Sebelumnya dilaporkan seorang anggota TNI AD tewas akibat terkena panah dan dua anggota Polri terluka saat bentrok dengan massa yang menggelar demonstrasi di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8).
Anggota TNI yang tewas terkena panah itu diduga bernama Serda Rikson.
[Gambas:Video CNN] (fra/wis)