Atasi Karhutla, PBNU Ajak Umat Islam Salat Minta Hujan

CNN Indonesia
Selasa, 17 Sep 2019 04:52 WIB
PBNU menyerukan umat muslim untuk Salat Istisqa yakni memohon pertolongan Allah dengan melakukan salat dua rakaat agar diturunkan hujan di tengah karhutla.
Ilustrasi karhutla. (CNN Indonesia/Hafidz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengajak seluruh umat Islam melakukan Salat Istisqa meminta hujan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah.

Robikin mengatakan peristiwa karhutla yang terjadi belakangan telah berdampak serius bagi lingkungan karena menimbulkan kabut asap dan memusnahkan ekosistem.

"Di berbagai wilayah, NU menyerukan dan mengajak serta masyarakat muslim untuk melakukan Salat Istisqa. Memohon pertolongan Allah SWT dengan melakukan salat dua rakaat agar diturunkan hujan," ujar Robikin melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (16/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai ketentuan UU 41/1999 tentang Kehutanan dan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, kata Robikin, telah mengatur pidana penjara dan denda bagi pembakar hutan. Ketentuan ini berlaku bagi perusahaan pembakar hutan dan dapat dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan izin perusahaan.


"Pelbagai pendekatan perlu dilakukan, termasuk penegakan hukum di bidang hukum pidana, lingkungan hidup, dan administrasi," katanya.

Bahkan, lanjut Robikin, pemerintah juga dapat mempidanakan penanggung jawab perusahaan yang terbukti membakar hutan. Ia mengingatkan bahwa siapa pun pelaku pembakar hutan harus dihukum tegas.

"Imparsialitas hukum harus diwujudkan terhadap pembakar hutan. Politik belah bambu dalam penegakan hukum tidak boleh terjadi, satu diinjak yang lain diangkat. Bilah hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas terhadap pembakar hutan juga harus dibuktikan sebagai sesuatu yang tidak benar," ucapnya.


Karhutla yang terjadi di Riau dan Kalimantan hingga kini masih belum berhasil dipadamkan. Musim kemarau yang belum berakhir membuat sebaran api yang melahap hutan dan lahan semakin cepat menyebar.

Kualitas udara di wilayah Riau masih belum membaik sepenuhnya akibat asap pekat kebakaran hutan dan lahan. Jarak pandang yang terganggu dan kualitas udara yang buruk masih menyelimuti wilayah Riau.

[Gambas:Video CNN] (psp/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER