Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan
buruh yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung
MPR/DPR RI sempat menghentikan orasi mereka sejenak untuk mendengarkan azan zuhur.
Setelah rehat, mereka kembali memulai aksi dengan memutar lagu-lagu gerakan buruh. Orator dari mobil komando meminta semua peserta aksi bernyanyi dan menari mengelilingi mobil komando.
Secara spontan, aparat kepolisian yang membuat barikade ikut menari. Bahkan salah satu anggota polisi, Bripda Isra, masih mengalungkan senapan gas air mata saat ikut menari bersama massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarian Isra pun diikuti kawan-kawannya yang juga membentuk barikade. Beberapa polisi wanita (polwan) yang ikut berjaga pun ikut menyusul Isra dan bergabung dengan massa buruh.
"Buruh bersatu tak bisa dikalahkan," teriak buruh, polisi, dan pengendara ojek online (ojol) mengikuti lirik lagu yang diputar.
Setelah mencairkan suasana, buruh kembali menyuarakan tuntutan mereka. Buruh menolak revisi UU 13 Tahun 2003, menagih janji Presiden Joko Widodo merevisi PP Nomor 78 Tahun 2015, dan menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Tolak RUU KetenegakerjaanMassa buruh yang menyesaki Jalan Gatot Soebroto di depan Kompleks Parlemen mengular ke Jalan Gerbang Pemuda hingga mendekati Kantor TVRI.
Salah satu orator, Cornelis dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) menegaskan kaum buruh menolak revisi undang-undang yang hanya menguntungkan kelompok pengusaha.
"Kami menolak hal-hal yang berkaitan dengan revisi yang hanya mementingkan harapan pengusaha. Karena itu kita menolak keras Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang selama ini menjadi benteng bagi buruh. Kami tidak akan pernah terima," teriak Cornelis dari atas mobil komando.
Selain menolak RUU Ketenagakerjaan, para buruh juga menolak kenaikan iuran BPJS. Mereka juga menagih janji Presiden Joko Widodo merevisi PP Nomor 78 Tahun 2015 dan menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Demonstrasi hari ini dihadiri elemen burug seperti KSPI, Serikat Pekerja Metal Indonesia), Asosiasi Pekerja Indonesia, Serikat Pekerja Nasional, Federasi Serikat Pekerja Energi Minyak dan Pertambangan, Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan, Federasi Serikat Pekerja Percetakan dan Penerbitan Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Reformasi, Komite Aksi Transportasi Online, dan guru honorer dari elemen PGRI.
Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono, sebelumnya mengatakan aksi di Jakarta dihadiri 40 ribu orang. Selain itu ada lebih dari 100 ribu orang yang menggelar aksi di berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatra Utara, dan Kepulauan Riau.
[Gambas:Video CNN] (dhf/dal)