Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam perayaan Hari Santri Nasional 2019, Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama (
PBNU) menyiapkan strategi dakwah baru merespons penyebaran hoaks di media sosial oleh pendengung alias buzzer.
Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (22/10), bahwa pihaknya merancang pendidikan berdakwah via media sosial ke para santri lewat gerakan Madrasah Kader NU.
"Salah satu materinya berisi tentang bagaimana mengubah strategi dakwah pola lama
baby boomers mengarah ke Generasi Z dan milenial yang lebih
friendly dengan medsos," kata Masduki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk mengenai
post-truth. Bagaimana kebenaran berjalan secara linear, sementara kebohongan dengan
buzzer bergerak secara eksponensial," kata Masduki.
Masduki mengakui saat ini NU masih menggunakan pola-pola dakwah ala generasi
baby boomers alias generasi kelahiran 1946-1964 yang mulai ketinggalan zaman.
Menurutnya NU saat ini berada di zona nyaman. NU yang punya kader sekitar 180 juta orang di Indonesia belum beradaptasi dengan gaya dakwah kekinian lewat media sosial.
Masduki bahkan setuju dengan beberapa penelitian yang memprediksi NU bisa mati pada 2030 jika tak segera berbenah.
"Karena di sisi yang lain, organisasi-organisasi kecil yang baru datang yang lagi agak
kekanan-kananan, bahkan banyak ekstrem kanan, dia gunakan
gadget sebagai strategi dakwah," ucap Masduki.
Masduki menuturkan gerakan ini jadi titik awal NU untuk menangkal gerakan ekstrem kanan yang mulai menerapkan dakwah via media sosial.
"Ini sekarang kita matangkan, bergerak semuanya, karena sekarang sedang melakukan metamorfosis perubahan paradigma dari dakwah model lama ke baru," ujarnya.
(dhf/end)