Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan (
Kemenhan) di bawah Kepemimpinan Prabowo Subianto telah melakukan kunjungan ke sejumlah lembaga yang penganggarannya dikelola kementerian tersebut. Lembaga-lembaga itu misalnya Mabes TNI hingga sejumlah pabrik pembuat persenjataan di Jakarta.
Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono mengakui masih banyak hal yang perlu dievaluasi saat dirinya dan Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto bertemu, bertukar pikiran dan menyambangi sejumlah lembaga penyedia persenjataan yang berkaitan dengan sistem pertahanan Indonesia.
"Banyak sekali [yang harus dievaluasi]. Tetapi kan butuh pendalaman yah," kata Trenggono di Kompleks Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu hal yang perlu dievaluasi itu, kata dia, terkait dengan kemampuan membangun kapal selam. Disebutkannya saat ini tengah ada kajian pembuatan kapal selam asli Indonesia.
"Misalnya sudah sejauh mana kita punya kemampuan membangun kapal selam, ya kan? Nah itu sedang kita dalami," kata Trenggono.
"Kalau misalnya di situ kita melihat ada pembuatan itu cukup membutuhkan waktu yang lama. Nah hal-hal seperti itu yang kita lakukan. Karena kan termasuk juga kapal selam itu teknologi tinggi," sambungnya.
Trenggono menerangkan evaluasi tersebut pun berkaitan dengan pencarian teknologi partener dalam hal pembuatan kapal selam tersebut. Sebab kata dia banyak sistem persenjataan yang kini mulai dirakit di Indonesia memiliki sistem teknologi tinggi.
"Nah jadi mesti cari siapa teknologi partnernya. Kalau senjata ringan, kemudian mobil itu, dilaporkan kan kita sudah bisa memenuhi. Seperti contoh (pembuatan) peluru. Tapi kan kita harus memastikan kapasitasnya apakah memadai dari sisi industri. Itu juga harus dilihat," kata dia.
[Gambas:Video CNN]Dalam kesempatan itu, Trenggono juga memaparkan soal kunjungan yang akan dilakukan Prabowo ke PT Pindad yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Trenggono mengatakan kunjungan itu sengaja dilakukan untuk 'belanja masalah' industri pertahanan Indonesia.
"Jadi kunjungan ini merupakan bagian dari istilahnya kita mau melihat langsung apa yang terjadi di Pindad. Maksudnya itu belanja masalahlah. Nah kalau ada masalah dan lain sebagainya kita mesti lihat," kata dia.
(kid/tst/kid)