Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi menduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan berinisial RMN terpapar
radikalisme dari istrinya, DA. Sang istri juga diketahui memiliki jejak digital perencanaan bom di Bali.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan DA saat ini telah diamankan oleh Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri.
"Istri pelaku tersebut atas nama DA. DA yang diduga yang terpapar lebih dahulu dibandingkan pelaku," kata Dedi di Mako Brimob, Depok, Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, polisi menduga RMN lebih dulu terpapar paham radikalisme dari istrinya, baru kemudian terpapar dari media sosial.
"Ya, patut diduga, dia terpapar dari istrinya dulu, kemudian baru terpapar di media sosial jejaring istrinya," ucap Dedi.
 TKP bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. ( ALBERT DAMANIK / AFP) |
Dari hasil penelusuran tim Densus 88 dan Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri, DA terbilang cukup aktif di media sosial.
Selain itu, DA disebut juga pernah berkomunikasi dengan seseorang berinisial I yang saat ini diketahui tengah mendekam di Lapas Kelas 2 Wanita di Medan.
"Si istri (DA) sering mendatangi, berkunjung ke lapas ataupun ke lokasi, itu yang masih kita dalami," ujar Dedi.
Polisi juga, kata dia, menemukan perencanaan aksi terorisme di Bali dalam jaringan komunikasi DA di media sosial.
"Itu lagi didalami dan dikembangkan. Apakah pelaku RMN ini dalam melakukan serangannya ini memiliki jejaring, baik terstruktur atau pun non struktur. Ini masih didalami oleh densus 88," tuturnya.
Ledakan terjadi di Mapolrestabes Medan pada Rabu pagi kemarin (13/11). Setelah melakukan penyelidikan, Kepolisian menyebut ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri.
[Gambas:Video CNN]Sebelumnya, RMN disebut sebagai pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Medan, kemarin. Aksi itu menimbulkan enam korban luka, dengan empat orang di antaranya adalah personel polisi, satu orang pegawai lepas, satu orang warga sipil. Tak ada korban jiwa selain RMN.
(dis/arh)