Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Indobarometer,
M Qodari menilai pidato Susilo Bambang Yudhoyono (
SBY), Rabu (11/12), bermuatan harapan dipinang dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Pidato SBY dinilai jadi jalan masuk keinginan SBY menempatkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam reshuffle yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
"Menurut saya ini salah satu pancingan atau proposal politik dari pak SBY, membuka kemungkinan adanya peluang bagi Partai Demokrat khususnya bagi AHY untuk bisa masuk kabinet pak Jokowi," kata Qudari saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui telepon, Kamis (12/12).
Menurutnya, asumsi tersebut memungkinkan lantaran pemerintahan Jokowi memang selalu akan ada pergantian kabinet pada jenjang satu atau dua tahun jalannya pemerintahan. Peluang bagi AHY masuk kabinet, tegas Qodari, bisa saja terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, SBY mengharap digandeng atau diajak masuk kabinet Pak Jokowi," katanya.
Namun demikian, Qodari tak menampik pidato tersebut juga dapat dibaca sebagai sikap atau nasihat seorang mantan presiden kepada presiden yang tengah menjabat.
"Bisa dibaca dalam dua kacamata," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sejumlah pandangan terkait situasi negara sepanjang 2019 melalui Pidato Refleksi Akhir Tahun yang dia bacakan di hadapan ratusan kader Demokrat di Gedung JCC, Senayan, Jakarta, tadi malam, Rabu (11/12).
SBY menyampaikan pandangannya soal pelaksanaan pemilu yang dia sebut penuh dengan politik identitas. SBY dalam pidatonya turut menyinggung situasi ekonomi terkini. SBY kerap membandingkan situasi saat ini dengan kepemimpinannya selama sepuluh tahun sejak 2004.
Namun, dalam pidato tersebut, SBY lagi-lagi tak menyatakan wacana gamblang soal posisi partai politik yang telah dia pimpin selama satu dekade itu. Dalam pidato itu SBY hanya mengatakan bahwa yang baik akan mereka dukung dan yang tidak baik akan dikritisi.
[Gambas:Video CNN]Namun demikian Demokrat menolak tudingan yang menyebut SBY bermain dalam politik yang abu-abu. Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan membantah keras.
"Siapa yang bilang Demokrat abu-abu, itu fitnah. Demokrat itu biru," kata Hinca ditemui di Gedung JCC, kemarin.
Menurutnya, Demokrat memang tak akan mengubah arah politik mereka sejak lima tahun lalu. Mereka tetap akan bersikap sama yakni mendukung sekaligus mengkritisi pemerintahan saat ini. Dalam tubuh Partai Demokrat, kata dia, tak ada istilah oposisi atau koalisi. Politik yang diusung partainya adalah politik seimbang dan penyeimbang.
"Ada orang yang protes, ah penyeimbang enggak punya sikap. Anda dengarkan sikap Indonesia gerakan non blok. Dia mencegah perang dunia terjadi," katanya.
(tst/ain)