Bandung, CNN Indonesia -- Rumah suami
Lina Jubaedah, Teddy Pardiyana, didatangi petugas Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim)
Polrestabes Bandung dan tim Inafis, Rabu (8/1).
Mereka menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah mendiang mantan istri komedian Sule itu di Jalan Neptunus Tengah, Kota Bandung, Jawa Barat.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Saptono Erlangga, olah TKP tersebut dilakukan untuk mengumpulkan bukti dan keterangan saksi terkait meninggalnya Lina pada Sabtu (4/1) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata dia, pihak Satreskrim menindaklanjuti laporan Rizky Febian yang merupakan anak pertama Lina Jubaedah pada Senin (6/1). Dalam laporannya, Rizky menduga ada kejanggalan atas kematian ibunya.
"Iya penyidikan, untuk mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan. Dari penyidik kan ingin mengetahui apa saja yang ada di rumah saat kejadian," kata Saptono.
Untuk menindaklanjuti laporan Rizky, pihaknya akan mendalami keterangan saksi dan melihat gambaran kejadian saat Lina meninggal.
"Nanti dari beberapa yang ada di rumah akan diambil keterangan saksi-saksi. Kemudian juga kita ingin melihat gambaran pada saat kejadian bagaimana di lokasi," ujarnya.
 Sule bersama anaknya, Rizky Febian dan Putri Delina menghadiri prosesi pemakaman Lina. (CNN Indonesia/Hugo) |
Perihal barang yang dibawa petugas dari rumah Teddy, Saptono menyebut hal itu menjadi ranah dari penyidik dalam proses penyidikan.
"Itu tugas penyidik untuk mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan. Untuk membuat terang suatu tindak pidana kita lakukan itu," ujarnya.
Teddy MembantahTeddy membantah kabar bahwa dirinya melarang keluarga melihat wajah sang istri ketika disemayamkan. Menurut Teddy, keterangan keluarga Lina yang menyebutkan soal larangan tersebut adalah bohong.
"Itu bohong, saya juga ada videonya. Kalau dilarang itu tidak benar," katanya saat ditemui di rumahnya di kawasan Margahayu, Kota Bandung, Rabu (8/1).
Keluarga Lina sempat menyatakan jika Teddy melarang pelayat membuka kain kafan dikarenakan khawatir terkena tetesan air mata. Menurut Teddy, wajar jika wajah seseorang ditutup kain kafan.
"Karena ada yang enggak kuat (melihat) kan, takutnya ada air mata. Kalau dalam ajaran Islam, istilahnya takutnya
ngasih beban. Kayak kita enggak ikhlas, padahal yang mengambil Tuhan," ujarnya.
Teddy memastikan dirinya tak bermaksud melarang pelayat melihat wajah Lina untuk terakhir kali.
"Kalau dari saya dipersilakan soalnya belum ditali rapi, bisa dilihat, bisa dibuka dan enggak ada ucapan dilarang," katanya.
Teddy Pardiyana, suami Lina Jubaedah, membantah segala tuduhan. (CNN Indonesia/Hugo) |
Sebelumnya, Yani, adik Lina dan ibunya, Utisah mengatakan tak bisa melihat wajah Lina saat disemayamkan. Mereka mengaku dilarang oleh Teddy.
Menurut Yani, Teddy tak memperbolehkan keluarga membuka kain kafan.
"Sama A Teddy itu katanya nggak boleh. Kan kita nangis datang ya, nggak boleh kena air mata," ucapnya.
Teddy menjelaskan semasa hidup istrinya memang memiliki sejumlah penyakit. Salah satunya penyakit lambung dan sering berobat ke dokter di Rumah Sakit Al Islam.
"Kalau riwayat sakit, penyakit lambung itu memang ada. Dia sudah dua kali lebih ke rumah sakit," ujarnya.
Teddy mengatakan saat meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit pada Sabtu (4/1) lalu tidak ditemukan kejanggalan apapun. Makanya pihak keluarga tidak melakukan visum.
"Visum nggak ada karena saat kejadian ga ada apa-apa. Waktu itu dokter memastikan meninggal dalam perjalanan," ucapnya.
Terkait laporan putra Lina, Rizky Febian ke Mapolrestabes terkait dugaan kematian tak wajar, Teddy menyerahkan urusan tersebut kepada pihak berwajib. Dia pun tak keberatan jika harus dilakukan visum dan otopsi.
"Saya enggak keberatan kalau butuh divisum, kalau diotopsi juga nggak keberatan selama anak-anaknya setuju. Tapi kalau saya pribadi kasihan aja, harusnya sudah tenang ini jadi ramai lagi. Makanya nanti pihak kepolisian saja yang bekerja keras," katanya.
[Gambas:Video CNN] (hyg/asa)