Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota
Depok Muhammad Idris Abdul Somad melarang warga untuk memborong masker usai dua orang warga yang tinggal di Depok dinyatakan terinfeksi virus corona (Covid-19).
Idris menyebut perilaku memborong atau
panic buying seperti itu hanya akan memperkeruh suasana. Bahkan dia menyebut tindakan itu menzalimi para orang yang sakit.
"Jangan sampai ramai-ramai beli masker, enggak ada manfaatnya. Bahkan menzalimi saudara kita yang sakit. Kalau masker dihabisi oleh warga semuanya nanti stok untuk sakit kehabisan," kata Idris dalam sebuah rekaman pidato. Rekaman itu telah dikonfirmasi Idris kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (3/3).
Untuk sementara, kata Idris, Depok punya cadangan masker yang cukup. Ditambah dengan sepuluh ribu helai masker yang diberikan Pemprov Jawa Barat ke Pemkot Depok pada Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Idris mengatakan jika perilaku
panic buying tidak dihentikan, maka stok masker di Depok akan habis. Dia khawatir nantinya Depok kehabisan masker untuk keperluan orang sakit.
"Tolong ini tidak dilakukan lagi," tuturnya.
[Gambas:Video CNN]Lebih lanjut, Idris meminta warga Depok untuk tetap waspada, tapi tidak panik. Dia meminta warga untuk mulai menerapkan pola hidup sehat.
"Semua saya harap beraktivitas seperti biasa, sekolah beraktivitas biasa, tetapi jika ada teman-teman kita yang flu kita minta kepada yang bersangkutan untuk pakai masker. Masker bukan untuk orang sehat, tetapi untuk orang yang sakit," ucap dia.
Indonesia mengumumkan kasus pertama penularan virus corona (Covid-19) pada Senin (2/3). Presiden Joko Widodo menyebut ada dua orang warga Kota Depok yang terpapar virus corona.
Dua orang itu merupakan ibu dan anak. Mereka diduga tertular corona usai bertemu dengan warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia. Penularan diduga terjadi saat sang anak bertemu dengan orang Jepang di Jakarta.
(dhf/ugo)