Jakarta, CNN Indonesia -- Irjen Pol.
Aris Budiman menjabat Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) menggantikan Andap Budhi Revianto yang diangkat menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Aris diketahui memiliki rekam jejak kontroversial terutama saat bertugas di KPK lewat perseteruannya dengan penyidik
Novel Baswedan.
Pengangkatan Aris di Kepri itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/1378/V/KEP./2020. tanggal 1 Mei 2020 tentang Alih Tugas/mutasi jabatan Kapolda Kepri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Dan pada hari ini berdasarkan Surat Telegram Kapolri tersebut, jabatan Kapolda Kepri diisi oleh Irjen Pol Dr. Aris Budiman, M.Si." tutur Kabid Humas Polda Kepri," Kombes Pol Harry Goldenhardt dalam keterangannya, Jumat (1/5).
Aris sejak 2018 menjabat sebagai Ketua di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Lemdiklat (STIK Lemdiklat) Polri. Sebelumnya, ia adalah Direktur Penyidik KPK selama 3 tahun sejak 2015 hingga 2018.
Saat bertugas di KPK itulah, lulusan Akpol 1988 ini sempat memicu sejumlah kontroversi dan membuka informasi perpecahan di internal KPK.
Pada Agustus 2017, Aris menghadiri rapat bersama Panitia Khusus Angket KPK di DPR. Ia, yang mengaku melanggar perintah pimpinan KPK untuk tak hadir di rapat itu, membeberkan kepada Pansus Hak Angket KPK soal friksi di tubuh lembaga antirasuah.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Menurutnya, ada 'kelompok lain' yang tak setuju dengan usahanya merekrut tambahan penyidik dari Polri.
Puncak perselisihan dengan 'kelompok lain' itu terjadi saat Aris ingin mengangkat penyidik senior dari Polri untuk dijadikan sebagai Kepala Satuan Tugas Penyidikan.
Ia, yang dilantik sebagai Dirdik KPK pada 16 September 2015 oleh Taufiequrachman Ruki ini, mengaku menerima surat elektronik (
email) yang berisi protes dari penyidik Novel Baswedan, 14 Februari 2017. Email itu juga diklaimnya berisi penilaian terhadapnya sebagai sosok yang tak berintegritas.
Aris juga menilai Novel, yang empat bulan sebelumnya terkena penganiayaan berupa penyiraman air keras, sebagai sosok "powerfull" yang "bisa mempengaruhi kebijakan".
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
CNNIndonesia.com pada September 2017 silam, ia mengaku seperti tidak sedang menjabat sebagai Direktur Penyidik KPK.
"(Penolakan) mulai, artinya saya sejak mulai menolak ide-ide mereka, tentang misalnya bentuk satgas," katanya.
[Gambas:Video CNN]Atas pembangkangannya dengan hadir di rapat pansus itu, Aris dihadapkan dengan sejumlah pemeriksaan internal KPK dan sidang Dewan Pertimbangan Pegawai. Delapan dari 10 anggota Dewan Pertimbangan memutuskan Aris Budiman bersalah.
Senada, Novel pun mendapat SP2 atas emailnya itu. Namun, sanksi itu dicabut atas desakan Wadah Pegawai KPK.
Pada 2017, Aris Budiman juga disebut-sebut sempat menolak penetapan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi proyek E-KTP .
Ketua KPK kala itu, Agus Rahardjo, mengatakan Aris berdalih belum ada bukti kuat aliran dana kepada Ketua Umum Partai Golkar itu.
Namun, semua kontroversi dan putusan bersalah ini membuatnya mati angin. Ia kemudian ditarik ke institusi asalnya dan menjadi Ketua Lemdiklat Polri sekaligus naik pangkat jadi bintang dua. Kini, ia kembali dipindah ke jabatan strategis, Kapolda Kepri.
Sementara, Novel Baswedan, yang merupakan mantan anggota Polri, kini masih berstatus penyidik KPK. Ia
kini mengalami keterbatasan setelah peristiwa penyiraman air keras itu.
 Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi teatrikal terkait pembangkangan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman di pelataran Gedung KPK. ( CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan) |
Meski sudah berobat ke Singapura, kemampuan melihat mata kanannya hanya sekitar 60 persen dengan menggunakan lensa khusus. Sementara, mata kirinya disebut tak bisa diperbaiki karena mengalami kerusakan retina dan hanya bisa melihat cahaya.
Polri kemudian mengumumkan sudah mengamankan dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel, pada Desember 2019. Motifnya, kebencian terhadap Novel.
(thr/arh)